“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari
hamba-hamba. Akan tetapi Dia mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama
sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim pun, maka orang-orang
mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka
ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu. Mereka sesat dan
menyesatkan.” (HR. Al-Bukhari no. 100 dan Muslim no. 2673)
“AL-Qur’ an adalah pedoman hidup manusia, semua sejarah
ada di dalamnya, bukan hanya sejarah dari negeri arab atau timur tengah,
tetapi juga indonesia dan seluruh dunia..”
Tahukah anda? Bahwa sebenarnya Kronologi Sejarah Islam Indonesia dan peradabannya ada di ayat-ayat
AL-Qur’an Suroh An-Naml 16-48 dan
di Suroh Saba 12-41 ? entah
mengapa ada yang menutup-nutupi kebenaran sejarah islam dan
peradabannya yg sangat maju di negeri Indonesia ini, mungkin juga di
karenakan orang-orang indonesia terdahulu yang telah berbuat zhalim
terhadap dirinya sendiri, hingga mereka mendustakan ayat-ayat ALLAH SWT
dan menganggapnya sihir yg diada-adakan, sehingga ALLAH SWT pun tidak
meridhoi peradaban islam di Indonesia dikarenakan orang-orang Indonesia
terdahulu tidak bersyukur akan kebesaran ALLAH SWT dan mensyukuri
nikmatNYA. Berikut Kronologi Sejarah Islam Indonesia dan Peradaban Islam
di Indonesia yg di ambil dari AL-Qur’an :
بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang).
An Naml:16 ﴿
Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai Manusia,
kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala
sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata”.
﴾ An Naml:17 ﴿
Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).
﴾ An Naml:18 ﴿
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor
semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu
tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak
menyadari”;
﴾ An Naml:19 ﴿
maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan
semut itu. Dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap
mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada
dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau
ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan
hamba-hamba-Mu yang saleh”.
﴾ An Naml:20 ﴿
Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir.
﴾ An Naml:21 ﴿
Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras
atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang
kepadaku dengan alasan yang terang”.
Burung Hud-hud menemukan Ratu Balqis di Negeri Saba (INDONESIA)
﴾ An Naml:22 ﴿
Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku
telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa
kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.
﴾ An Naml:23 ﴿
Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka,
dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang
besar.
﴾ An Naml:24 ﴿
Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan
syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan
mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak
dapat petunjuk,
﴾ An Naml:25 ﴿
agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang
terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu
sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.
﴾ An Naml:26 ﴿
Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai ‘Arsy yang besar”.
﴾ An Naml:27 ﴿
Berkata Sulaiman: “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.
﴾ An Naml:28 ﴿
Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka,
kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka
bicarakan”
﴾ An Naml:30 ﴿
Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya:
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.
﴾ An Naml:31 ﴿
“Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”.
﴾ An Naml:32 ﴿
Berkata dia (Balqis): “Hai para pembesar berilah aku pertimbangan
dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan
sebelum kamu berada dalam majelis(ku)”.
﴾ An Naml:33 ﴿
Mereka menjawab: “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan
dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan
keputusan berada ditanganmu: maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu
perintahkan”.
﴾ An Naml:34 ﴿
Dia berkata: “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri,
niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia
jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat.
﴾ An Naml:35 ﴿
Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan
(membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali
oleh utusan-utusan itu”.
﴾ An Naml:36 ﴿
Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata:
“Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? maka apa yang diberikan
Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu;
tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.
﴾ An Naml:37 ﴿
Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan
balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan
mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi
(tawanan-tawanan) yang hina dina”.
﴾ An Naml:38 ﴿
Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu
sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka
datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”.
﴾ An Naml:39 ﴿
Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang
kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari
tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi
dapat dipercaya”.
﴾ An Naml:40 ﴿
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: “Aku akan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala
Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata:
“Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau
mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha
Mulia”.
﴾ An Naml:41 ﴿
Dia berkata: “Rubahlah baginya singgasananya; maka kita akan
melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak
mengenal(nya)”.
﴾ An Naml:42 ﴿
Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: “Serupa inikah
singgasanamu?” Dia menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku,
kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang
yang berserah diri”.
﴾ An Naml:43 ﴿
Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya
(untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya
termasuk orang-orang yang kafir.
﴾ An Naml:44 ﴿
Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam istana”. Maka tatkala dia
melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan
disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ia
adalah istana licin terbuat dari kaca”. Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah
diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”.
﴾ An Naml:45 ﴿
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada (kaum) Tsamud saudara
mereka Shaleh (yang berseru): “Sembahlah Allah”. Tetapi tiba-tiba mereka
(jadi) dua golongan yang bermusuhan.
﴾ An Naml:46 ﴿
Dia berkata: “Hai kaumku mengapa kamu minta disegerakan keburukan
sebelum (kamu minta) kebaikan? Hendaklah kamu meminta ampun kepada
Allah, agar kamu mendapat rahmat”.
﴾ An Naml:47 ﴿
Mereka menjawab: “Kami mendapat nasib yang malang, disebabkan kamu
dan orang-orang yang besertamu”. Shaleh berkata: “Nasibmu ada pada sisi
Allah, (bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu kaum yang diuji”.
﴾ An Naml:48 ﴿
Dan adalah di kota itu sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan.
﴾ Saba’:12 ﴿
Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di
waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu
sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan
tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya
(di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang
di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka
yang apinya menyala-nyala.
﴾ Saba’:13 ﴿
Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari
gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang
(besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku).
Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit
sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.
﴾ Saba’:14 ﴿
Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada
yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang
memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu
bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak
akan tetap dalam siksa yang menghinakan.
﴾ Saba’:15 ﴿
Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat
kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah
kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezeki yang
(dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu)
adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”.
﴾ Saba’:16 ﴿
Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir
yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang
ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari
pohon Sidr.
﴾ Saba’:17 ﴿
Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran
mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan
hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.
﴾ Saba’:18 ﴿
Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami
limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami
tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah
kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman.
﴾ Saba’:19 ﴿
Maka mereka berkata: “Ya Tuhan kami jauhkanlah jarak perjalanan
kami”, dan mereka menganiaya diri mereka sendiri; maka Kami jadikan
mereka buah mulut dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur.
﴾ Saba’:20 ﴿
Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran
sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian
orang-orang yang beriman.
﴾ Saba’:21 ﴿
Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan
hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya
kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Tuhanmu
Maha Memelihara segala sesuatu.
﴾ Saba’:40 ﴿
Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka
semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat: “Apakah mereka ini
dahulu menyembah kamu?”.
﴾ Saba’:41 ﴿
Malaikat-malaikat itu menjawab: “Maha Suci Engkau. Engkaulah
pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin;
kebanyakan mereka beriman kepada jin itu”.
Borobudur Bangunan Peninggalan Nabi Sulaiman?
Membaca judul diatas, tentu banyak orang yang akan mengernyitkan
dahi, sebagai tanda ketidakpercayaannya. Bahkan, mungkin demikian pula
dengan Anda. Sebab, Nabi Sulaiman AS adalah seorang utusan Allah yang
diberikan keistimewaan dengan kemampuannya menaklukkan seluruh makhluk
ciptaan Allah, termasuk angin yang tunduk di bawah kekuasaannya atas
izin Allah. Bahkan, burung dan jin selalu mematuhi perintah Sulaiman.
Menurut Sami bin Abdullah al-Maghluts, dalam bukunya Atlas Sejarah
Nabi dan Rasul, Nabi Sulaiman diperkirakan hidup pada abad ke-9 Sebelum
Masehi (989-931 SM), atau sekitar 3.000 tahun yang lalu
(akan
tetapi kematian nabi sulaiman AS baru diketahui disaat tongkatnya
dimakan oleh rayap didalam AL-Qur’an QS.Saba ayat 14, jadi bisa jadi
nabi sulaiman baru diketahui meninggal pada saat para Jin mendirikan
borobudur yg belum terselesaikan). Sementara itu, Candi
Borobudur sebagaimana tertulis dalam berbagai buku sejarah nasional,
didirikan oleh Dinasti Syailendra pada akhir abad ke-8 Masehi atau
sekitar 1.200 tahun yang lalu. Karena itu, wajarlah bila banyak orang
yang mungkin tertawa kecut, geli, dan geleng-geleng kepala bila
disebutkan bahwa Candi Borobudur didirikan oleh Nabi Sulaiman AS.
Candi Borobudur merupakan candi Budha. Berdekatan dengan Candi
Borobudur adalah Candi Pawon dan Candi Mendut. Beberapa kilometer dari
Candi Borobudur, terdapat Candi Prambanan, Candi Kalasan, Candi Sari,
Candi Plaosan, dan lainnya. Candi-candi di dekat Prambanan ini merupakan
candi Buddha yang didirikan sekitar tahun 772 dan 778 Masehi.
Lalu, apa hubungannya dengan Sulaiman? Benarkah Candi Borobudur
merupakan peninggalan Nabi Sulaiman yang hebat dan agung itu? Apa
bukti-buktinya? Benarkah ada jejak-jejak Islam di candi Buddha terbesar
itu? Tentu perlu penelitian yang komprehensif dan melibatkan berbagai
pihak untuk membuktikan validitas dan kebenarannya.
Namun, bila pertanyaan di atas diajukan kepada KH Fahmi Basya, ahli
matematika Islam itu akan menjawabnya; benar. Borobudur merupakan
peninggalan Nabi Sulaiman yang ada di tanah Jawa.
Dalam bukunya, Matematika Islam 3 (Republika, 2009), KH Fahmi Basya
menyebutkan beberapa ciri-ciri Candi Borobudur yang menjadi bukti
sebagai peninggalan putra Nabi Daud tersebut. Di antaranya, hutan atau
negeri Saba, makna Saba, nama Sulaiman, buah maja yang pahit (kerajaan
Majapahit), dipindahkannya istana Ratu Saba ke wilayah kekuasaan Nabi
Sulaiman, bangunan yang tidak terselesaikan oleh para jin, tempat
berkumpulnya Ratu Saba, dan lainnya.
Dalam Alquran, kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Saba disebutkan dalam
surah An-Naml [27]: 15-44, Saba [34]: 12-16, al-Anbiya [21]: 78-81, dan
lainnya. Tentu saja, banyak yang tidak percaya bila Borobudur merupakan
peninggalan Sulaiman.
Di antara alasannya, karena Sulaiman hidup pada abad ke-10 SM,
sedangkan Borobudur dibangun pada abad ke-8 Masehi. Kemudian, menurut
banyak pihak, peristiwa dan kisah Sulaiman itu terjadi di wilayah
Palestina, dan Saba di Yaman Selatan, sedangkan Borobudur di Indonesia.
Tentu saja hal ini menimbulkan penasaran. Apalagi, KH Fahmi Basya
menunjukkan bukti-buktinya berdasarkan keterangan Alquran. Lalu, apa
bukti sahih andai Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman atau bangunan
yang pembuatannya merupakan perintah Sulaiman?
Dalam flying book itu KH Fahmi Basya mengungkapkan dengan bukti-bukti
ilmiah bahwa candi borobudur bukanlah hasil kebudayaan hindu,
sebagaimana kita ketahui selama ini. Candi borobudur sudah ada sejak
lama, jauh sebelum hindu ada di nusantara ini. Berdasarkan
penelitiannya, candi borobudur itu bahkan di bangun oleh nabi sulaiman
dengan bantuan para jin pada jaman ketika nusantara belum berbentuk
seperti sekarang, yaitu masih berupa daratan yang luas. Banyak data dan
analisis yang dipaparkan dalam flying book itu sebagai bukti terhadap
argumen ini.
Untuk mengetahui salah satu bukti argumen itu, sebelumnya ada baiknya
kita mengetahui simbol lafadz bismillah. Simbol itu bisa dibuat dengan
melukis sebuah 7 buah lingkaran sama besar yang salah satu lingkaran
berada di tengah dan dikelilingi oleh 6 lingkaran lainnya.
Masing-masing lingkaran mewakili satu huruf pada lafadz bismillah yaitu
ba, sin, mim, alif, lam, lam, dan ha’ . Jika keenam lingkaran di luar
masing-masing titik pusatnya secara berurutan dihubungkan dengan garis
kemudian lingkaran-lingakaran yang diluar itu dihapus, jadilah bentuk
itu sebagai segi enam dengan lingkaran di tengahnya. Itulah simbol
lafadz bismillah.
Sekarang mari kita amati salah satu kontur yang banyak terukir di batu-batu candi Borobudur. inilah kontur itu.
ternyata bentuk itu banyak sekali kita temukan pada batu-batu di candi
Borobudur. Segi enam dengan lingkaran ditengahnya. Apakah arti bentuk
itu? Ternyata simbol segi enam dengan lingkaran di bawahnya adalah
simbol lafadz bismillah. Demikianlah salah satu bukti analisa yang
disampaikan oleh KH Fahmi Basya dalam flying booknya.
Selain itu, dalam flying book tersebut juga diungkapkan secara ilmiah
bahwa candi borobudur dahulunya bukan di tempat seperti yang sekarang,
melainkan sempat mengalami pemindahan dengan kecepatan pemindahan
melebihi kecepatan cahaya (60.000 kali). Hal ini mengakibatkan kontur
candi borobudur mengalami peluruhan. Pemindahan candi ini sesuai cerita
dalam alqur’an : “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab:
“Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka
tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun
berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku
bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang
bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya
sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya
lagi Maha Mulia”. (QS.An Naml:40)
Selama ini yang sering diungkapkan adalah bahwa pemindahan itu dari
yaman ke palestina, namun sesungguhnya bukti nyatanya belum pernah
ditemukan.
Lalu menurut penelitian KH Fahmi Basya, dimana letak candi Borobudur
sebelum dipindahkan? Jawabannya adalah di kawasan candi boko yang
terletak di kabupaten bantul. Di kawasan itu nampak bekas-bekas adanya
candi besar. Namun, candi besar itu hilang, entah bagaimana hilangnya,
yang jelas bukan karena hancur atau runtuh. Bahkan di kawasan candi boko
ditemukan serpihan-serpihan sisa candi yang konturnya mirip dengan
kontur candi borobudur. Hanya saja, kontur yang ada di kawasan candi
boko ini tampak lebih jelas dibandingkan dengan kontur yang ada di candi
borobudur. Hal ini disebabkan peluruhan yang terjadi akibat pemindahan
dengan kecepatan 60.000 kali kecepatan cahaya tadi. (Lihat gambar
diatas)
Lebih jauh lagi KH Fahmi Basya membahas sisi lain dari candi
borobudur, yaitu bahwa desain candi borobudur sangat kompleks dan
memiliki makna yang dalam. Misalnya relief yang ada di
dinding-dindingnnya, ukuran volume candi yang membentuk balok al quran (
23x23x12 = 6348 = jumlah ayat dalam alqur’an berserta basmalah), bahkan
bukti foto google art yang menunjukkan bahwa puncak candi membentuk
sebuah sebuah garis lurus yang menghubungkannya dengan rukun syaam dan
hajar aswad ka’bah. Dan banyak lagi fakta-fakta yang dikemukakan dalam
flying book itu.
Nama saba’ sendiri, di dapat dari Alqur’an, dimana secara singkat
Alqur’an (surat An Naml dan surat Saba’) menceritakan bahwa negeri saba’
dahulu merupakan sebuah negeri yang amat makmur, subur tanahnya dan
maju bangsanya. Dalam negeri itu pernah hidup Nabi-Nabi terdahulu
seperti nabi daud AS, Nabi Sulaiman AS, dan juga seorang ratu perempuan
yang amat melegenda yaitu ratu Bilqis. Namun, negeri itu dimusnahkan
oleh Allah SWT dengan sebuah banjir yang amat besar karena kemusyrikan
bangsa di negeri itu, yaitu kereka melekukan ibadah menyembah matahari.
Sementara itu, dalam sebuah legenda yang sangat terkenal di dunia,
konon pernah ada sebuah negeri yang karakteristiknya hampir mirip dengan
yang diceritakan alqur’an itu. Negeri itu bernama negeri Atlantis.
Negeri itu berada di sebuah daratan yang luas dan subur, dan dihuni oleh
bangsa maju dan makmur, unggul dalam hal irigasi pertanian. Daratan
luas itulah yang disebut sebagai benua Atlantis yang mana benua itu
musnah pada jaman es. Seiring tenggelamnya daratan Atlantis, maka
musnahlah negeri Atlantis yang begitu makmur itu.
Berdasarkan kemiripan kisah dalam Al Qur’an dan legenda yang berkembang
di hampir sekuruh oenjuru dunia itu, bisa jadi, negeri saba’ yang
dimaksudkan dalam Al Quran itu tak lain adalah negeri Atlantis yang dulu
mendiami daratan Atlantis yang kini sudah musnah akibat banjir besar di
jaman es. Benar atau tidaknya memeang masih membutuhkan penelitian
lebih lanjut.
Selama ini hampir kebanyakan ilmuwan mengatakan bahwa negeri saba’
yang disebutkan dalam Alquran itu terletak di daerah Yaman, bahkan dalam
banyak tafsir Al Quran pun mengatakan demikian. Namun, melalui
ekspedisi dan penelitiannya, yang hasilnya dibuat dalam bentuk flying
boook, KH Fahmi Basya menyimpulkan bahwa bukanlah daerah Yaman letak
sebenarnya negeri Saba’ itu, melainkan ia berada di sebuah wilayah
dengan pusatnya di pulau Jawa, dimana dahulu wilayah itu mencakup
wilayah Indonesia dan masih merupakan sebuah daratan yang luas atau
berupa sebuah benua. Berikut saya tuliskan 14 bukti yang dikemukakan
oleh KH fahmi Basya yang mengungkapkan bahwa negeri saba’ dalam Al
Qur’an itu bukan terletak di Yaman melainkan di Indonesia.
PERTAMA. Nama saba’ itu sendiri. “..dan kubawa kepadamu dari negeri
Saba suatu berita penting yang diyakini.” (QS. 27:22). Di Indonesia ada
nama dan tempat bernama saba’ (tempat pertemuan) dan ada tempatnya.
sementara di Yaman tidak ada. Yang ada hanya sabuun(prasasti), tapi
tidak ada a=nama tempat bernama saba’
Kedua, pekerjaan jin yang tidak selesai ketika mengetahui Sulaiman
telah wafat.”Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak
ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang
memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu
bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak
akan tetap dalam siksa yang menghinakan” (QS Saba [34]: 14). Saat
mengetahui Sulaiman wafat, para jin pun menghentikan pekerjaan
terakhirnya di Borobudur diakhir abad ke-8 Masehi. Di Borobudur,
terdapat patung yang belum tuntas diselesaikan. Patung itu disebut
dengan Unfinished Solomon.
Ketiga, para jin diperintahkan membangun gedung yang tinggi dan
membuat patung-patung. “(nabi Sulaiman As) berkata ‘rubahlah baginya
singgasananya, maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia
termasuk org-org yg tidak mengenalnya” (AN-Naml ayat 41)disini
“singgasana” yg dimaksud adalah borobudur, nabi sulaiman As sengaja
membuat ukiran-ukiran patung seperti patung budha, padahal itu hanyalah
kamuflase agar mengetahui siapakah kaum muslimin yg menyadari kamuflase
tersebut.Dan
inilah jawaban dari kamuflase yg diciptakan nabi sulaiman As tersebut
yg tersembunyi diborobudur selama ini yg ternyata ada di dalam Al-qur’an
:“para
jin itu membuat untuk sulaiman apa yg dikehendakinya dari gedung-gedung
yg tinggi dan patung-patung dan piring-piring yg (besarnya) seperti
kolam dan periuk yg tetap (berada diatas tungku). Bekerjalah hai
keluarga Daud untuk bersyukur (kepada allah), dan sedikit sekali dari
hamba-hambaku yg berterima kasih.” (Qs.Saba ayat 13)gedung-gedung
tinggi adalah candi perambanan, patung2 dan piring2 yg besarnya seperti
kolam dan periuk yg tetap berada diatas tungku itu adalah borobudur. Di
Yaman tidak ada bangunan semacam ini, tapi di Indonesia ada, yaitu
candi Borobudur dan candi perambanan. candi Borobudur terletak di sebuah
lembah, dan itulah lembah semut, lembah terindah di dunia.
Keempat, Sulaiman berbicara dengan burung-burung dan hewan-hewan. (QS
An-Naml [27]: 20-22). Reliefnya juga ada. Bahkan, sejumlah frame relief
Borobudur bermotifkan bunga dan burung. Terdapat pula sejumlah relief
hewan lain, seperti gajah, kuda, babi, anjing, monyet, dan lainnya.
Kelima,
kisah Ratu Saba dan rakyatnya yang menyembah matahari dan bersujud
kepada sesama manusia.”Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari,
selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah
perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah),
sehingga mereka tidak dapat petunjuk” (QS An-Naml [27]: 22). Menurut
Fahmi Basya, Saba artinya berkumpul atau tempat berkumpul. Ungkapan
burung Hud-hud tentang Saba, karena burung tidak mengetahui nama daerah
itu. “Jangankan burung, manusia saja ketika berada di atas pesawat,
tidak akan tahu nama sebuah kota atau negeri,” katanya menjelaskan.
Ditambahkan Fahmi Basya, tempat berkumpulnya manusia itu adalah di Candi
Ratu Boko yang terletak sekitar 36 kilometer dari Borobudur. Jarak ini
juga memungkinkan burung menempuh perjalanan dalam sekali terbang. Dan
di Yaman tidak dijumpai tempat semacam itu, sementara di Indonesia
tempat semacam itu ada yaitu di kawasan bukit candi Boko dan simbol
kerajaan majapahit “
surya majapahit” (simbol
yg membuktikan bahwa kerajaan majapahit dahulu pernah menyembah
matahari, tetapi mereka sadar itu ialah sesat dan memilih agama Islam,
Pada lambang Majapahit yang berupa delapan sinar matahari terdapat
beberapa tulisan Arab, yaitu shifat, asma, ma’rifat, Adam, Muhammad,
Allah, tauhid dan dzat. Kata-kata yang beraksara Arab ini terdapat di
antara sinar-sinar matahari yang ada pada lambang Majapahit ini. ). Di
kawasan bukit candi boko ada tempat yang digunakan untuk menyembah
matahari yang berupa bangunan di atas bukit menghadap ketimur, ke arah
matahari terbit. (Lihat gambar paling atas)
Keenam, Saba ada di Indonesia, yakni Wonosobo. Dalam Alquran, wilayah
Saba ditumbuhi pohon yang sangat banyak. “Sesungguhnya bagi kaum Saba’
ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah
kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan):
“Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan
bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan
(Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”.(QS Saba [34]: 15). Dalam
kamus bahasa Jawi Kuno, yang disusun oleh Dr Maharsi, kata ‘Wana’
bermakna hutan. Jadi, menurut Fahmi, wana saba atau Wonosobo adalah
hutan Saba.
Ketujuh, buah yang rasanya pahit, dan menjadi buah mulut (cerita
rakyat). “…dan kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang
ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit…”(QS. 34:16). Di Indonesia
ada buah yang rasanya pahit yaitu buah MAJAPAHIT, di Yaman tidak
ada.”Tetapi, mereka berpaling maka Kami datangkan kepada mereka banjir
yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang
ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari
pohon Sidr.” (QS Saba [34]: 16).
Kedelapan, nama Sulaiman menunjukkan sebagai nama orang Jawa. Awalan
kata ‘su’merupakan nama-nama Jawa. Dan, Sulaiman adalah satu-satunya
nabi dan rasul yang 25 orang, yang namanya berawalan ‘Su’. Kesembilan,
Sulaiman berkirim surat kepada Ratu Saba melalui burung Hud-hud.
“Pergilah kamu dengan membawa suratku ini.” (QS An-Naml [27]: 28).
Menurut Fahmi, surat itu ditulis di atas pelat emas sebagai bentuk
kekayaan Nabi Sulaiman. Ditambahkannya, surat itu ditemukan di sebuah
kolam di Candi Ratu Boko.(Lihat Gambar paling atas)
Kesepuluh,
bangunan yang tinggal sedikit (Sidrin qalil). Lihat surah Saba [34] 16)
pohon yg dimaksud ialah “bangunan”. Bangunan yang tinggal sedikit itu
adalah wilayah Candi Ratu Boko. Dan di sana terdapat sejumlah stupa yang
tinggal sedikit. “Ini membuktikan bahwa Istana Ratu Boko adalah istana
Ratu Saba yang dipindahkan atas perintah Sulaiman,” kata Fahmi
menegaskan.
Selain bukti-bukti di atas, kata Fahmi, masih banyak lagi bukti
lainnya yang menunjukkan bahwa kisah Ratu Saba dan Sulaiman terjadi di
Indonesia. Seperti terjadinya angin Muson yang bertiup dari Asia dan
Australia (QS Saba [34]: 12), kisah istana yang hilang atau dipindahkan,
dialog Ratu Bilqis dengan para pembesarnya ketika menerima surat
Sulaiman (QS An-Naml [27]: 32), nama Kabupaten Sleman, Kecamatan
Salaman, Desa Salam, dan lainnya.
Kesebelas, sisa banjir”…
maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar…”
(QS.34:16). Di Yaman disebutkan banjir ini disebabkan runtuhnya
bendungan Ma’rib (sebesar bendungan situ gintung) tapi banjir yang
semacam ini terlalu kecil untuk memusnahkan sebuah negeri. Tapi di
Indonesia banjir itu ada yaitu banjir sangat besar yang menenggelamkan
dataran/dangkalan sunda, mengakibatkan Indonesia terbagi menjadi banyak
pulau. Fakta sejarah mengungkapkan bahwa dulu nusantara merupakan satu
wilayah daratan yang luas sebelum menjadi wilayah kepulauan.
Kedua belas, Bukti bahwa negeri saba’ telah dihancurkan
sehancur-hancurnya. “Maka kami jadikan mereka buah mulut dan kami
hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang
yang sabar lagi bersyukur.” (QS.34:19). Di Indonesia fakta jelas
mengatakan bahwa wilayah nusan tara yang dulunya satu daratan, setelah
banjir besar di jaman es terbagi menjadi 17.000 pulau. Dari 1 menjadi
17.000. dalam sejarah dunia belum pernah ada daratan yang karena suatu
kejadian kemudian menyebabkannya terbagi menjadi 17.000 bagian. Inilah
maksud dari dihancurkan sehancur-hancurnya. Semantara di Yaman tidak ada
fakta semacam itu.
Ketiga belas, “…Kami bataskan padanya perjalanan…”(QS.34:18). Setelah
banjir besar, maka perjalana darat menjadi terbatas karena pulau-pulau
dibatasi lautan. Sementara di Yaman tidak ditemukakan fakta ini.
Keempat belas, Surat dari Nabi Sulaiman unutk ratu Balqis. “Berkata
ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan
kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman
dan sesungguhnya (isi)nya: “bismillahirrahmaanirrahiim” (QS. 27:29-30).
Di Indonesia ada bukti yang ditemukan di istana ratu boko berupa
lempengan/plat emas bertuliskan bismillahirrahmaanirrahiim. Di Yaman
tidak ada. (Lihat gambar paling atas)
situs megalitikum gunung padang
gunung piramida sadahurip
Gunung piramida lalakon
Ada juga kemungkinan nabi sulaiman AS itu dulu membuat candi-candi
dengan bantuan jin dan hewan-hewan di Indonesia sebagai bukti kebesaran
kekuatan ALLAH SWT kepada masyarakat negeri Indonesia (saba) dulu semasa
orang-orang indonesia masih menyembah matahari, tetapi mereka
(masyarakat indonesia) dulu malah menganggap kekuatan itu semua adalah
‘sihir yg sesat’, kemudian ALLAH SWT pun murka kepada mereka (masyarakat
saba/indonesia) dan didatangkanlah banjir yg sangat besar, sehingga
terkubur dan tenggelamlah semua bangunan-bangunan itu dan semua rakyat
‘saba’, dan hanya meninggalkan sedikit rakyat yg hidup, kemudian iblis
pun datang membisikkan ke sisa-sisa rakyat ‘saba’ yg masih hidup tadi
agar membuat agama baru yaitu hindu dan budha melalui fakta-fakta
peradaban dari candi-candi yg terkubur dan tidak terkubur di semua
daerah indonesia, kecuali orang2 yg beriman.
﴾ Saba’:20 ﴿
Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran
sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian
orang-orang yang beriman.
﴾ Saba’:21 ﴿
Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan
hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya
kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Tuhanmu
Maha Memelihara segala sesuatu.
﴾ Saba’:40 ﴿
Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka
semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat: “Apakah mereka ini
dahulu menyembah kamu?”.
﴾ Saba’:41 ﴿
Malaikat-malaikat itu menjawab: “Maha Suci Engkau. Engkaulah
pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin;
kebanyakan mereka beriman kepada jin itu”.
Ingat, dulu borobudur itu sebenarnya terkubur, begitu juga piramida yg terkubur menjadi gunung (gunung lalakon, sadahurip,dll).
Propaganda Gatot Kaca yang sebenarnya ialah nabi Sulaiman AS.
“Seorang sejarawan pernah berujar
bahwa sejarah itu adalah versi atau sudut pandang orang yang membuatnya.
Versi ini sangat tergantung dengan niat atau motivasisi pembuatnya.”
namun tidak untuk catatan sejarah yang ada dalam AL-Qur’an.
Menurut sejarah Gatotkaca (
bahasa Sanskerta: घटोत्कच;
Ghattotkacha) adalah seorang tokoh dalam
wiracarita Mahabharata yang dikenal sebagai putra
Bimasena atau
Werkoedara dari keluarga
Pandawa. Ibunya yang bernama
Hidimbi (Harimbi) berasal dari bangsa
rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam
perang besar di Kurukshetra ia banyak menewaskan sekutu
Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan
Karna.
Di
Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh
pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam
pewayangan Jawa ia dikenal dengan ejaan
Gatutkaca (
bahasa Jawa:
Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain
mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap. Menurut sejarah beliau beragama Hindu tetapi yang sebenarnya beliau ialah beragama Islam beliau adalah
nabi sulaiman AS yang mempunyai
mukjizat mengendalikan angin untuk dapat
terbang dilangit, beliau juga mempunyai tinggi yang sama dengan
raksasa karena beliau ialah seorang nabi, sama seperti
nabi adam AS yang juga tinggi seperti
raksasa tetapi beliau tidak terlalu tinggi seperti
nabi adam AS.
Berikut adalah dalil dari ayat AL-Qur’an yang membuktikan Gatot Kaca adalah nabi sulaiman AS :
﴾ Saba’:12 ﴿
“
Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya
di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu
sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan
tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya
(di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang
di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka
yang apinya menyala-nyala.”
Kerajaan Majapahit adalah Kerajaan Islam yang diturunkan oleh Nabi Sulaiman AS.
“Seorang sejarawan pernah berujar
bahwa sejarah itu adalah versi atau sudut pandang orang yang membuatnya.
Versi ini sangat tergantung dengan niat atau motivasisi pembuatnya.”
namun tidak untuk catatan sejarah yang ada dalam AL-Qur’an.
Majapahit adalah sebuah
kerajaan yang berpusat di
Jawa Timur,
Indonesia, yang pernah berdiri dari sekitar tahun
1293 hingga
1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi
kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di
Nusantara pada masa kekuasaan
Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun
1350 hingga
1389.
Kerajaan Majapahit diyakini sebagai kerajaan
islam yang berdiri setelah banjir besar melanda negeri saba
(indonesia), dan mereka ialah orang-orang yang beriman kepada ALLAH SWT
yang masih tersisa disaat banjir besar tersebut.
﴾ Saba’:16 ﴿
“
Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka
banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun
yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr.”
﴾ Saba’:18 ﴿
“
Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang
Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan
Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan.
Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan
dengan aman.”
﴾ Saba’:19 ﴿
“
Maka mereka berkata: “Ya Tuhan kami jauhkanlah jarak
perjalanan kami”, dan mereka menganiaya diri mereka sendiri; maka Kami
jadikan mereka buah mulut dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur.”
Ada sesuatu yang ‘terasa aneh’ menyangkut
kerajaan majapahit yang puing-puing peninggalan kebesaran masa lalunya
masih dapat ditemukan di kawasan Trowulan Mojokerto ini. Sejak memasuki
Sekolah Dasar, kita sudah disuguhi pemahaman bahwa Majapahit adalah
sebuah kerajaan Hindu terbesar yang pernah ada dalam sejarah masa lalu
kepulauan Nusantra yang kini dikenal Indonesia. Inilah sesuatu yang
terasa aneh tersebut.
Pemahaman sejarah tersebut seakan melupakan beragam bukti arkeologis,
sosiologis dan antropologis yang berkaitan dengan Majapahit yang jika
dicerna dan dipahami secara ‘jujur’ akan mengungkapkan fakta yang
mengejutkan sekaligus juga mematahkan pemahaman yang sudah berkembang
selama ini dalam khazanah sejarah masyarakat Nusantara.
‘Kegelisahan’ semacam inilah yang mungkin memotivasi Tim Kajian
Kesultanan Majapahit dari Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP)
Pengurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta untuk melakukan kajian ulang
terhadap sejarah Majapahit. Setelah sekian lama berkutat dengan beragam
fakta-data arkeologis, sosiologis dan antropolis, maka Tim kemudian
menerbitkannya dalam sebuah buku awal berjudul ‘Kesultanan Majapahit,
Fakta Sejarah Yang Tersembunyi’.
Buku ini hingga saat ini masih diterbitkan terbatas, terutama
menyongsong Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta beberapa waktu
yang lalu. Sejarah Majapahit yang dikenal selama ini di kalangan
masyarakat adalah sejarah yang disesuaikan untuk kepentingan penjajah
(Belanda) yang ingin terus bercokol di kepulauan Nusantara.
Akibatnya, sejarah masa lampau yang berkaitan dengan kawasan ini
dibuat untuk kepentingan tersebut. Hal ini dapat pula dianalogikan
dengan sejarah mengenai PKI. Sejarah berkaitan dengan partai komunis ini
yang dibuat dimasa Orde Baru tentu berbeda dengan sejarah PKI yang
dibuat di era Orde Lama dan bahkan era reformasi saat ini. Hal ini
karena berkaitan dengan kepentingan masing-masing dalam membuat sejarah
tersebut.
Dalam konteks Majapahit, Belanda berkepentingan untuk menguasai
Nusantara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Untuk itu,
diciptakanlah pemahaman bahwa Majapahit yang menjadi kebanggaan
masyarakat Indonesia adalah kerajaan Hindu dan Islam masuk ke Nusantara
belakangan dengan mendobrak tatanan yang sudah berkembang dan ada dalam
masyarakat.
Apa yang diungkapkan oleh buku ini tentu memiliki bukti berupa fakta
dan data yang selama ini tersembunyi atau sengaja disembunyikan.
Beberapa fakta dan data yang menguatkan keyakinan bahwa kerajaan
Majpahit sesungguhnya adalah kerajaan Islam atau Kesultanan Majapahit
adalah sebagai berikut:
1. Ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit yang bertuliskan
kata-kata ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’. Koin semacam ini
dapat ditemukan dalam Museum Majapahit di kawasan Trowulan Mojokerto
Jawa Timur. Koin adalah alat pembayaran resmi yang berlaku di sebuah
wilayah kerajaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sangat tidak
mungkin sebuah kerajaan Hindu memiliki alat pembayaran resmi berupa koin
emas bertuliskan kata-kata Tauhid.
2. Pada lambang Majapahit (
lambang laskar ALLAH) yang berupa
delapan sinar matahari terdapat beberapa tulisan Arab, yaitu shifat,
asma, ma’rifat, Adam, Muhammad, Allah, tauhid dan dzat. Kata-kata yang
beraksara Arab ini terdapat di antara sinar-sinar matahari yang ada pada
lambang Majapahit ini. (lihat gambar surya majapahit diatas)
Untuk lebih mendekatkan pemahaman mengenai lambang Majapahit ini, maka
dapat dilihat pada logo Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, atau
dapat pula dilihat pada logo yang digunakan Muhammadiyah. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa Majapahit sesungguhnya adalah Kerajaan
Islam atau Kesultanan Islam karena menggunakan logo resmi yang memakai
simbol-simbol Islam.
3. Pendiri Majapahit, Raden Wijaya, adalah seorang muslim. Hal ini
karena Raden Wijaya merupakan cucu dari Raja Sunda, Prabu Guru
Dharmasiksa yang sekaligus juga ulama Islam Pasundan yang mengajarkan
hidup prihatin layaknya ajaran-ajaran sufi, sedangkan neneknya adalah
seorang muslimah, keturunan dari penguasa Sriwijaya. Meskipun bergelar
Kertarajasa Jayawardhana yang sangat bernuasa Hindu karena menggunakan
bahasa Sanskerta, tetapi bukan lantas menjadi justifikasi bahwa beliau
adalah seorang penganut Hindu.
Bahasa Sanskerta di masa lalu lazim digunakan untuk memberi
penghormatan yang tinggi kepada seseorang, apalagi seorang raja. Gelar
seperti inipun hingga saat ini masih digunakan oleh para raja muslim
Jawa, seperti Hamengku Buwono dan Paku Alam Yogyakarta serta Paku Buwono
di Solo.
Di samping itu, Gajah Mada yang menjadi Patih Majapahit yang sangat
terkenal terutama karena Sumpah Palapanya ternyata adalah seorang
muslim. Hal ini karena nama aslinya adalah Gaj Ahmada, seorang ulama
Islam yang mengabdikan kemampuannya dengan menjadi Patih di Kerajaan
Majapahit. Hanya saja, untuk lebih memudahkan penyebutan yang biasanya
berlaku dalam masyarakat Jawa, maka digunakan Gajahmada saja. Dengan
demikian, penulisanGajah Mada yang benar adalah Gajahmada dan bukan
‘Gajah Mada’.
Pada nisan makam Gajahmada di Mojokerto pun terdapat tulisan ‘LaIlaha
Illallah Muhammad Rasulullah’ yang menunjukkan bahwa Patih yang biasa
dikenal masyarakat sebagai Syeikh Mada setelah pengunduran dirinya
sebagai Patih Majapatih ini adalah seorang muslim.
4. Jika fakta-fakta di atas masih berkaitan dengan internal
Majapahit, maka fakta-fakta berikut berhubungan dengan sejarah dunia
secara global. Sebagaimana diketahui bahwa 1253 M, tentara Mongol
dibawah pimpinan Hulagu Khan menyerbu Baghdad. Akibatnya, Timur Tengah
berada dalam situasi yang berkecamuk dan terjebak dalam kondisi konflik
yang tidak menentu.
Dampak selanjutnya adalah terjadinya eksodus besar-besaran kaum
muslim dari TimurTengah, terutama para keturunan Nabi yang biasa dikenal
dengan‘Allawiyah. Kelompok ini sebagian besar menuju kawasan Nuswantara
(Nusantara) yang memang dikenal memiliki tempat-tempat yang eksotis dan
kaya dengan sumberdaya alam dan kemudian menetap dan beranak pinak di
tempat ini. Dari keturunan pada pendatang inilah sebagian besar penguasa
beragam kerajaanNusantara berasal, tanpa terkecuali Majapahit.
Jatuhnya Majapahit
Sesudah mencapai puncaknya pada
abad ke-14,
kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam
Wuruk pada tahun 1389, Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik
perebutan takhta. Pewaris Hayam Wuruk adalah putri mahkota
Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya sendiri, pangeran
Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya
Wirabhumi yang juga menuntut haknya atas takhta. Perang saudara yang disebut
Perang Paregreg
diperkirakan terjadi pada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi melawan
Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi Wikramawardhana, semetara
Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung. Tampaknya perang saudara
ini melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah taklukannya di
seberang. Telah diketahui dalang dari perang saudara tersebut ialah ulah
dari “walisongo” yang datang untuk menengahkan masalah perebutan takhta
kerajaan tersebut, tetapi bukannya menengahkan para “walisongo” malah
memicu perang saudara di dalam kerajaan. Dan telah diketahui “walisongo”
memecah belah keturunan2 majapahit dikarenakan ingin memecah belah
agama Islam ditubuh kerajaan majapahit yg kemudian mereka mendirikan
kerajaan Demak.
Konflik Pendirian Kerajaan Demak dan Majapahit pada Masa Raden Fatah
Versi Perang antara
Demak dan
Majapahit diberitakan dalam naskah
babad dan
serat, terutama
Sunan Ampel “walisongo” melarang Raden Patah memberontak pada Majapahit karena meskipun berbeda agama, Brawijaya tetaplah ayah Raden Patah. Namun sepeninggal Sunan Ampel, Raden Patah tetap menyerang Majapahit. Brawijaya moksa
dalam serangan itu. Untuk menetralisasi pengaruh agama lama (maksudnya
syari’at lama islam) yaitu “Aswaja” yg kemudian memasukkan syari’at
baru yaitu “Syiah” yg berbau syirik dan mistik dipulau jawa dan bali,
kemudian Sunan Giri menduduki takhta Majapahit selama 40 hari ,untuk apa sunan giri menduduki takhta kerajaan majapahit sementara walisongo lainnya “sunan ampel”
malah menyuruh raden patah untuk tidak memberontak kepada majapahit?
(itu jelas2 hasutan provokasi dari kubu walisongo), kemudian raden patah
malah mendirikan kerajaannya sendiri yaitu Kerajaan Demak.
Berikut dalil dari ayat AL-Qur’an tentang fakta sejarah majapahit
disaat perebutan takhta yang mengakibatkan perang saudara yang
disebabkan oleh “walisongo”:
﴾ An Naml:45 ﴿
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada (kaum) Tsamud saudara
mereka Shaleh (yang berseru): “Sembahlah Allah”. Tetapi tiba-tiba mereka
(jadi) dua golongan yang bermusuhan.
﴾ An Naml:46 ﴿
Dia berkata: “Hai kaumku mengapa kamu minta disegerakan keburukan
sebelum (kamu minta) kebaikan? Hendaklah kamu meminta ampun kepada
Allah, agar kamu mendapat rahmat”.
﴾ An Naml:47 ﴿
Mereka menjawab: “Kami mendapat nasib yang malang, disebabkan
kamu dan orang-orang yang besertamu”. Shaleh berkata: “Nasibmu ada pada
sisi Allah, (bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu kaum yang
diuji”.
﴾ An Naml:48 ﴿
“Dan adalah di kota itu sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan.”
Dahulu di bumi nusantara ini pernah juga ditinggali oleh nabi
saleh AS untuk berdakwah kepada kaum Tsamud, tetapi kaum tsamud
mengingkarinya, ada kemungkinan ini dikarenakan mereka telah
terprovokasi oleh para “walisongo”, sehingga mereka menjadi 2 golongan
yg bermusuhan, dan semua ini membuktikan fitnah akhir zaman telah
dimulai pada zaman para “walisongo” melakukan provokasi ajaran2 yg
menyimpang dari sunnah rosul SAW di bumi nusantara ini..wallahu’alam.
Juga ada kemungkinan ramalan jayabaya yg disimpan oleh orang2 jawa
terdahulu itu ialah sebuah manuskrip hadits dari nabi2 atau para
keturunannya yg pernah tinggal dibumi nusantara ini (bisa itu dari nabi
sulaiman as, nabi saleh as, atau yg lainnya), mereka orang2 jawa pada
masa sekarang ini menganggap manuskrip jayabaya (zaman keemasan) sebagai
ramalan dari leluhur mereka dahulu, padahal itu adalah sebuah hadits yg
diterjemahkan dalam bahasa jawa, dan ada kemungkinan kenapa manuskrip
jayabaya itu dikatakan manuskrip ramalan leluhur jawa dikarenakan ada
sekelompok leluhur jawa dahulu yg terkena fitnah akhir zaman yg
diprovokatori oleh para “walisongo”, karena mengingat banyak orang yg
menganggap manuskrip ini dari kelompok “walisongo”, mungkin para leluhur
jawa yg terkena fitnah akhir zaman yg dimulai sejak dahulu itu ialah
para keturunan kerajaan majapahit yg telah menyimpan hadits itu dari
nabi2 terdahulu..wallahu’alam
lihatlah potongan dari manuskrip jayabaya berikut yg mirip sekali
dengan hadits, berbau agama islam, lihat juga manuskrip jayabaya yg
lainnya, cocokanlah dengan hadist akhir zaman atau imam mahdi :
Serat musarar joyoboyo :
dalam bait ke 27 berbunyi : “Dene besuk nuli ana, tekane kang
tunjung putih, semune pudhak kasungsang, bumi mekah dennya lair, iku
kang angratoni, jagad kabeh ingkang mengku, juluk ratu amisan, sirep
musibating bumi, wong nakoda milu manjing ing samuwan.“
artinya :
“Kemudian kelak akan datang tungjung putih semune pudak
kasungsang, lahir di bumi mekah, menjadi raja dunia, bergelar ratu
amisan, redalah kesengsaraan (kezhaliman) di bumi, nakhoda ikut
persidangan.”
perlambang tunjung putih semune pudak kasungsang memiliki makna
seorang yg masih tersembunyi berhati suci dan bersih (sama seperti
AL-mahdi yg masih bersembunyi). Inilah seorang pemimpin yg dikenal byk
orang dgn nama “satrio piningit”. Lahir di bumi mekah merupakan makna
bahwa pemimpin tersebut adalah seorang muslim sejati yg memiliki ilmu
tingkat ketauhidan yg sangat tinggi, satrio piningit ialah Imam Mahdi
(AL-Mahdi).
Berarti dari sini kita harus beralih kembali ke syariat islam dan
membaca hadist nabi muhammad SAW tentang imam mahdi..(lihat artikel imam
mahdi di :
http://wp.me/p3gX77-3o)
Rasulullah SAW pernah bersabda tentang AL-Mahdi :
“Sungguh bumi
ini akan dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila
kezhaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka ALLAH SWT akan
mengutus seorang laki2 yg berasal dari umatku, namanya seperti namaku
dan nama bapaknya seperti nama bapakku, maka ia akan memenuhi bumi dgn
keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum
itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Diwaktu itu langit tidak akan
menahan setetes pun dari tetesan airnya, dan bumi pun tak akan menahan
sedikitpun dari tanamannya, maka ia akan hidup bersama kamu selama 7
thn, atau 8 thn atau 9 thn.” (Hadist riwayat Thabrani)
sudah tidak bisa disangkal lagi, satrio piningit ialah Imam Mahdi (AL-Mahdi)…wallahu’alam.
Inilah beberapa bukti dari fakta dan
data yang mengungkapkan bahwa sesungguhnya Majapahit adalah Kesultanan
Islam yang berkuasa di sebagian besar kawasan yang kini dikenal sebagai
Asia Tenggara ini. Sekali lagi terbukti bahwa sejarah itu adalah versi,
tergantung untuk apa sejarah itu dibuat dan tentunya terkandung di
dalamnya beragam kepentingan. Kecuali sejarah indonesia yang ada didalam AL-Qur’an.
Walisongo adalah orang-orang yang terdapat dalam ayat AL-Qur’an
﴾ An Naml:47 ﴿
Mereka menjawab: “Kami mendapat nasib yang malang, disebabkan kamu
dan orang-orang yang besertamu”. Shaleh berkata: “Nasibmu ada pada sisi
Allah, (bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu kaum yang diuji”.
﴾ An Naml:48 ﴿
Dan adalah di kota itu sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan.
berikut fakta tentang ajaran walisongo yg tidak ada di ajaran islam :
Menurut cerita, Sebelum menjadi Walisongo,
Raden Said adalah seorang perampok yang selalu mengambil hasil bumi di
gudang penyimpanan Hasil Bumi. Dan hasil rampokan itu akan ia bagikan
kepada orang-orang yang miskin. Suatu hari, Saat Raden Said berada di
hutan, ia melihat seseorang kakek tua yang bertongkat. Orang itu adalah Sunan Bonang.
Karena tongkat itu dilihat seperti tongkat emas, ia merampas tongkat
itu. Katanya, hasil rampokan itu akan ia bagikan kepada orang yang
miskin. Tetapi, Sang Sunan Bonang tidak membenarkan cara itu. Ia
menasihati Raden Said bahwa Allah
tidak akan menerima amal yang buruk. Lalu, Sunan Bonang menunjukan
pohon aren emas dan mengatakan bila Raden Said ingin mendapatkan harta
tanpa berusaha, maka ambillah buah aren emas yang ditunjukkan oleh Sunan
Bonang. Karena itu, Raden Said ingin menjadi murid Sunan Bonang. Raden
Said lalu menyusul Sunan Bonang ke Sungai. Raden Said berkata bahwa
ingin menjadi muridnya. Sunan Bonang lalu menyuruh Raden Said untuk
bersemedi sambil menjaga tongkatnya yang ditancapkan ke tepi sungai.
Raden Said tidak boleh beranjak dari tempat tersebut sebelum Sunan
Bonang datang. Raden Said lalu melaksanakan perintah tersebut. Karena
itu,ia menjadi tertidur dalam waktu lama. Karena lamanya ia tertidur,
tanpa disadari akar dan rerumputan telah menutupi dirinya. Tiga tahun
kemudian, Sunan Bonang datang dan membangunkan Raden Said. Karena ia
telah menjaga tongkatnya yang ditanjapkan ke sungai, maka Raden Said
diganti namanya menjadi Kalijaga. Kalijaga lalu diberi pakaian baru dan
diberi pelajaran agama oleh Sunan Bonang. Kalijaga lalu melanjutkan
dakwahnya dan dikenal sebagai Sunan Kalijaga.
Apakah tidak janggal, kenapa dipulau jawa ini dan bali, yg
penduduknya mayoritas islam setelah sepeninggalan ajaran para walisongo,
kaum muslimin bukannya menerapkan syariat ahlus sunnah wal jamaah,
malah kebanyakan dari mereka menanamkan syirik (menyekutukan Allah)
didalam agama mereka, contoh memiliki khadam padahal dirinya mengaku
islam dan mengerti hukum syirik, memiliki indera keenam tetapi dengan
kelebihannya itu malah membuatnya syirik (karena jin yg memberitahu
semua kejadian masa depan), sementara dia mengaku islam dan mengerti
dosa syirik, kemudian yg sudah terbukti dimakam “walisongo” kebanyakan dari mereka yg berziarah yg mengaku beriman malah meminta do’a dari orang yg sudah dikubur (mengambil air zam2 musyrik dari makam) Itu sama sekali tidak ada didalam ajaran islam “aswaja”. Sudah jelas2 para walisongo lah yg mengajarkan itu semua.
ketahuilah bahwa syirik adalah dosa besar diurutan pertama.
Dan asal kesyirikan bermula dari pengkultusan terhadap kuburan.
Simaklah penuturan beberapa ulama dari madzhab Syafi’i yang melarang
keras mengagungkan kuburan.
Sayangnya, Umat Islam di Indonesia yang mayoritas bermadzhab Syafi’i
seperti acuh terhadap perkataan ulama mereka dan bahkan seolah olah
menentang perkataan ulama mereka sendiri yang harusnya mereka hormati.
Ulama besar ahli tafsir yang bermadzhab syafi’i, Imam al-Hafidz Ibnu Katsir berkata:
“Asal penyembahan terhadap berhala adalah sikap berlebihan (dalam
mengagungkan) kuburan dan penghuninya”. Al-Bidayah wan Nihayah : X/703)
Imam Nawawi menjelaskan :
“Barangsiapa terbetik dalam benaknya bahwa mengusap dengan tangan dan
semisalnya lebih mendatangkan barakah, maka keyakinan itu tidak lain
bersumber dari kebodohan dia dan kelalaiannya sebab keberkahan itu hanya
bisa didapat dengan melaksanakan syariat. Bagaimana mungkin keutamaan
diupayakan dengan perbuatan yang bertolak belakang dengan kebenaran ?!
(Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab:VIII/275)
Imam al-Ghazali (w.505H) berkata : “Sesungguhnya mengusap dan mencium
kuburan merupakan adat kaum yahudi dan nasrani”. (Ihya’ Ulumuddin
I/254).
Dan dalam kitabnya yang sangat bagus al-Maqrizi asy-Syafi’i (w. 845 H) berkata:
“Syirik dalam bentuk perbuatan seperti sujud kepada selain Allah,
Thawaf bukan di Baitullah (Ka’bah), Mencukur rambut dalam rangka
beribadah dan tunduk kepada selain Allah, mencium batu selain hajar
aswad yang ia sebelah kanan Allah di bumi , mencium kuburan atau
mengusapnya dan sujud kepadanya”. (Tajridut Tauhid al-Mufid hal. 31).
Sayangnya, Umat Islam di Indonesia yang mayoritas bermadzhab Syafi’i yang berusaha memutarbalikan kata-kata imam mereka sendiri.
﴾ Al Maidah:104 ﴿
Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang
diturunkan Allah dan mengikuti Rasul”. Mereka menjawab: “Cukuplah untuk
kami apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya”. Dan apakah
mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang
mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?.
﴾ Al A’raf:70 ﴿
Mereka berkata: “Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya
menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh nenek
moyang kami? maka datangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada kami jika
kamu termasuk orang-orang yang benar”.
kemudian ada yg menyalahi syari’at Islam yg diajarkan
oleh rosulullah saw. yaitu, ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis
dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan,
serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Beberapa lagu suluk
ciptaannya yang populer adalah Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tegas mengharamkan musik dalam sabdanya :
لَيَكُوْنَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّوْنَ الْحِرَ وَالْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفِ
“Sungguh akan ada dari umatku kaum-kaum yang
menghalalkan zina, kain sutra (bagi lelaki), khamer (segala sesuatu yang
memabukkan), dan alat-alat musik” (HR Al-Bukhari)
Kemudian Banyak yg berpendapat bahwa sunan kalijaga itu sedang membaca do’a ashabul kahfi :
“(ingatlah) tatkala pemuda2 itu mencari tempat berlindung ke
dalam gua lalu mereka berdo’a : wahai tuhan kami berikanlah rahmat
kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yg lurus
dalam urusan kami (ini).” (AL-Kahfi ayat 10).Doa
diatas dibaca hanya untuk para pemuda ashabul kahfi saat memasuki goa,
mereka berlindung ke dalamnya karena khawatir akan keselamatan agama
mereka karena raja dan para umatnya yg berkuasa didaerah tempat tinggal
mereka membenci dan memusuhi keyakinan para ashabul kahfi. Tidak ada
diajaran islam tidur hingga bertahun-tahun sedang kesadarannya dibawa
oleh jin ke alam gaib, sehingga disaat dia bangun waktu seakan cepat
berlalu, sehingga tongkatnya pun berlumutan. Dan Doa ashabul kahfi
adalah doa yg dipakai untuk mereka yg membutuhkan perlindungan ALLAH SWT
atau dalam keadaan bahaya, sementara sunan kalijaga menjaga tongkatnya
sementara dia bersemedi dan tertidur hingga bertahun-tahun di kali itu
padahal dia tidak dalam keadaan bahaya yg terpojokkan seperti para
pemuda ashabul kahfi itu adalah sesat, islam tidak mengajarkan hal itu,
hingga ia meninggalkan sholat dan kehidupan dunia selama bertahun-tahun
untuk kemaslahatan dirinya sendiri (agar dia sakti), sementara disaat
itu sunan kalijaga belum mempunyai raja atau umat untuk
diajarkan/disadarkan, itu sama saja ilmu kesaktiannya itu hanya untuk
dirinya sendiri, sementara para pemuda ashabul kahfi berdoa dan tertidur
hanya untuk kemaslahatan umat2 yg lain dan menyadarkan raja, dan yg
telah membenci para pemuda itu.
ALLAH SWT murka atas kedurhakaan bangsa saba (Indonesia),
mereka mendustakan ayat-ayat ALLAH SWT dan menganggapnya sihir yg
diada-adakan, sehingga ALLAH SWT pun tidak meridhoi peradaban islam di
Indonesia dikarenakan orang-orang Indonesia terdahulu tidak bersyukur
akan kebesaran ALLAH SWT dan mensyukuri nikmatNYA, banjir besar pun
datang sebagai pertanda murka ALLAH SWT :
(Saba’:16 )
Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir
yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang
ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari
pohon Sidr.
“Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang
Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan
Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan.
Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan
dengan aman” (QS AS-Saba ayat 18). Pulau-pulau di Indonesia pun
terpisah-pisah, yg tadinya bersatu.
semua ini adalah bagian dari Rukun Iman, dan yg terkhusus Rukun Iman ke-3 yaitu AL-Qur’an, percayalah Rukun Iman..
Wallahu’alam bishawab..
Copas: mujahidinanonymous.wordpress.com