Koleksi

Flag Counter

Selasa, 28 Oktober 2014

M. Ismail Yusanto: Besar, Peran Khilafah Di Nusantara



Pengantar Redaksi:

Kembali istilah khilafah disalahpahami, bahkan cenderung ditakuti. Khilafah dituding berdarah-darah, akan memecah-belah, tak punya peran sejarah di negeri ini, ancaman bagi NKRI, dsb. Benarkah tudingan tersebut?

Tentu tidak. Faktanya, pada masa lalu, Khilafah malah sanggup menyatukan hampir dua pertiga bagian wilayah di dunia. Pada masa Khilafah, banyak umat manusia masuk Islam dengan penuh kerelaan, tanpa merasa dipaksa. Di negeri ini, fakta bahwa umat Islam adalah mayoritas merupakan hasil dari kerja dakwah Walisongo yang justru merupakan utusan resmi Khilafah saat itu. Lagi pula, ancaman nyata saat ini adalah ideologi Kapitalisme sekular dengan demokrasi dan ekonomi liberalnya,bukan Khilafah. Bagaimana menjelaskan semua ini?

Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ustadz HM Ismail Yusanto menjelaskan secara panjang-lebar seputar wacana di atas melalui wawancara dengan Redaksi berikut ini.

>> Belakangan banyak pertanyaan bahkan cap negatif yang kembali ditempelkan pada ide khilafah, bahwa Khilafah akan memecah-belah bangsa. Bagaimana pandangan Ustadz tentang hal ini?

Ini termasuk dari apa yang sering kita sebut “monsterisasi” ajaran Islam. Siapapun pasti akan merasa takut bila mendengar pernyataan seperti itu. Dulu, dalam pidatonya di Amuntai, Kalimantan Selatan, pada tahun 1953, Presiden Soekarno juga mengatakan kurang lebih sama: bila Islam dijadikan dasar negara, Indonesia akan pecah. Pernyataanngawur ini langsung dibantah oleh KH Wahid Hasyim. Dengan tegas ayahanda Gus Dur itu menyatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Soekarno itu sebagai pernyataan mungkar. Karena itu umat Islam wajib menolaknya. Kini, orang kembali pernyataan ngawur: Khilafah akan memecah-belah bangsa.

Benarkah Khilafah akan memecah-belah bangsa? Substansi Khilafah itu ada tiga. Pertama: ukhuwah. Khilafah akan menyatukan umat Islam seluruh dunia. Jadi, alih-alih memecah-belah bangsa, Khilafah justru akan memperkuat persatuan, bukan hanya di antara bangsa Indonesia, tetapi juga dengan bangsa dari negeri Muslim lain. Itulah mengapa dulu HTI sangat keras menentang jajak pendapat yang hendak dilakukan di Timor Timur karena pasti akan membuat propinsi termuda itu bakal lepas dari kesatuan wilayah Indonesia. Benar saja, setelah jajak pendapat itu Timor Timur benar-benar lepas.

Kedua: syariah. Khilafah ditegakkan untuk menerapkan syariah Islam secara kaffah. Dengan itu akan terwujud kerahmatan Islam yang telah dijanjikan oleh Allah SWT. Mengatakan bahwa syariah akan memecah-belah bangsa, apalagi bila itu dikatakan oleh seorang Muslim, adalah sebuah kebodohan yang tak termaafkan. Bagaimana bisa mereka mengatakan seperti itu, sementara faktanya justru sistem sekular-kapitalis-liberal itulah yang telah membuat negara ini selalu dalam himpitan berbagai persoalan yang tak berkesudahan dalam semua aspek kehidupan? Mengapa mereka tidak mengatakan bahwa sistem sekuler itulah yang telah merusak bangsa dan negara ini?

Ketiga: dakwah. Khilafah ditegakkan untuk mendakwahkan Islam ke seluruh dunia. Berkat dakwah yang dilakukan oleh Khilafah pada masa lalu, Islam bisa sampai ke negeri ini. Sebagian dari para ulama yang disebut walisongo adalah utusan Khalifah yang dikirim untuk berdakwah di negeri ini. Kerajaan Islam pertama di Nusantara, Samudera Pasai, adalah bukti nyata bagaimana dakwah Islam melalui Khilafah mempengaruhi perkembangan sosial politik di kawasan Serambi Makkah. Bukan hanya di wilayah Aceh, kekuasaan politik Islam juga berdiri di berbagai tempat di Jawa (Kesultanan Cirebon, Demak, Mataram, Gresik dan lainnya), juga di kawasan Sumatera bagian selatan, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Jadi, bagaimana bisa disebut Khilafah ini memecah belah bangsa? Mestinya, kafir penjajah itulah yang harus dituding sebagai pemecah-belah bangsa, karena faktanya setelah kedatangan penjajah itu negeri yang semula hidup damai menjadi hancur berantakan.

>> Namun, ada juga yang menuduh, Khilafah nanti akan berdarah-darah?

Mengikuti thariqah atau metode dakwah Rasulullah, Khilafah haruslah diperjuangan melalui dakwah fikriyah, siyasiyahdan la ‘unfiyah (non-kekerasan). Namun, demi tujuan monsterisasi, Khilafah lantas digambarkan secara mengerikan supaya orang takut lalu menjauh. Mereka tentu merujuk pada apa yang terjadi di Irak dan Suriah saat ini. Ingat, awalnya revolusi di Suriah berjalan damai, namun kemudian ditanggapi dengan langkah militer oleh rezim Bashar Assad. Tak ada pilihan, umat di sana tentu harus mempertahankan diri. Itulah yang kini terjadi sekarang. Perang antara rezim Bashar Assad yang tidak ingin mundur dari kekuasaan dan kelompok mujahidin. Begitu juga apa yang terjadi di Irak. Sebagai reaksi atas invasi AS ke Irak, berdiri kelompok-kelompok perlawanan. Meski formalnya sebagian tentara AS sudah ditarik dari Irak, penjajahan AS atas wilayah yang pernah menjadi pusat kekhilafahan pada masa lalu itu terus berlangsung. Karena itu perlawanan juga terus berlangsung. Jadi, Irak dan Suriah adalah zona perang. Karena itu kita tentu tidak bisa menilai keadaan di sana dengan kacamata keadaan negeri ini. Jadi, darimana mereka bisa mengatakan bahwa Khilafah itu berdarah-darah?

>> Seruan Khilafah itu dianggap mengawang dan tidak menyentuh konteks kerakyatan. Benarkah?

Sebagai sebuah konsep, tentu saja Khilafah masih bersifat teoretik. Namun, sebagai sebuah teori, sistem Khilafah bisa diuji secara keilmuan. Apakah gagasan-gagasannya cukup rasional atau tidak, aplikabel atau tidak, termasuk tentang bagaimana berbagai problem nyata yang saat ini tengah dihadapi oleh rakyat bisa diselesaikan oleh Khilafah melalui penerapan syariah. Tentu nanti juga pasti akan berbicara tentang peningkatan kesejahteraan rakyat, kewajiban penyelenggaraan pendidikan dan layanan kesehatan bermutu dan gratis untuk rakyat, pengelolaan sumberdaya alam oleh negara agar benar-benar dapat dinikmati hasilnya oleh rakyat dan sebagainya. Juga tentang pentingnya perwujudan pemimpin yang amanah, tidak korup, mandiri serta strategi pengembangan peradaban yang bertumpu pada jatidiri sebagai sebuah bangsa yang religius. Jadi, bagaimana bisa dikatakan bahwa Khilafah tidak menyentuh kehidupan rakyat secara nyata?

>> Namun, Khilafah dianggap datang dari Arab dan khas Arab, terlepas dari konteks keindonesiaan, jadi tidak pas untuk Indonesia?

Banyak orang di negeri ini paham bahwa Islam di Indonesia, khususnya di tanah Jawa disebarkan oleh Walisongo. Namun, tak banyak orang tahu dari mana mereka, para wali itu, berasal. Tidak mungkin kan mereka tiba-tiba ada. Inilah bagian sejarah penting yang tidak banyak dipahami oleh umat Islam. Kalau kita baca buku sejarah seperti Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, yang ditulis oleh Azyumardi Azra, Sejarah Wali Songo: Misi Pengislaman di Tanah Jawa karangan Budiono Hadi Sutrisno, atau Menemukan Sejarah: Wacana Pergerakan Islam di Indonesia yang ditulis oleh Ahmad Mansur Suryanegara, nyatalah bahwa sesungguhnya Walisongo adalah para ulama yang diutus oleh Sultan Mahmud 1 dari Khilafah Utsmaniyah untuk menyebarkan Islam di Nusantara. Para wali ini datang dimulai dari Maulana Malik Ibrahim, asli Turki, ahli politik dan irigasi. Dialah peletak dasar pendirian kesultanan di Jawa sekaligus mengembangkan pertanian di Nusantara. Ia wafat di Gresik sehingga dikenal dengan sebutan Sunan Gresik. Seangkatan dengannya, ada 2 wali dari Palestina yang berdakwah di Banten, yaitu Maulana Hasanudin, kakek Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Aliyuddin. Jadi, masyarakat Banten sesungguhnya punya hubungan biologi dan ideologi dengan Palestina. Juga diutus Syaikh Ja’far Shadiq dan Syarif Hidayatullah. Keduanya juga dari Palestina. Keduanya dikenal di sini sebagai Sunan Kudus dan Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus mendirikan kota kecil di Jawa Tengah, dengan nama Kudus, mengambil nama al-Quds (Jerusalem).

Kita saat ini adalah Muslim. Penduduk mayoritas negeri ini adalah juga Muslim. Kemusliman itu telah amat berpengaruh dalam dinamika kehidupan bangsa dan negara ini, termasuk dalam tahap-tahap awal perjuangan kemerdekaan. Itu semua tidak bisa lepas dari jasa para khalifah pada masa lalu yang tak henti melancarkan dakwah ke seluruh penjuru dunia, khususnya ke negeri ini. Jadi bagaimana kita bisa mengatakan, Khilafah tidak punya peran terhadap negeri ini. Karena itu siapa saja yang menolak Khilafah itu sama artinya ia menolak sejarahnya sendiri.

Ada anggapan, dulu memang ada kerajaan Islam, tetapi bukan Khilafah. Lalu para para pendahulu bangsa ini sepakat memilih model negara bangsa dan itu dianggap sudah final. Itulah yang ditunjukkan oleh sejarah. Karena itu seruan Khilafah dikatakan ahistoris, sama saja mengingkari sejarah negeri dan bangsa ini. Bagaimana?

Seperti sudah disinggung, kerajaan-kerajaan (tepatnya kesultanan-kesultanan) Islam dulu itu dibentuk tak lain sebagai representasi Kekhilafahan. Karena itu, misalnya, Sultan Mataram bergelar Sayidin Panatagama, artinya tuan yang menata atau mengatur (dengan) agama. Indonesia merdeka dengan bentuk seperti sekarang ini juga tidak lepas dari keadaan di Dunia Islam pasca runtuhnya Kekhilafahan pada 1924. Wilayah Dunia Islam yang semula sangat luas itu, kemudian dikuasai penjajah. Lalu mulai tahun 1930-an wilayah itu mulai dimerdekakan satu-persatu, termasuk wilayah Nusantara. Jadi, seruan penegakan Khilafah sejatinya adalah mewujudkan kembali tiga substansi Khilafah yang tadi disebut, yang akan membawa rahmat atau kebaikan termasuk kepada negeri ini.

>> Adakah sumbangan Khilafah untuk negeri ini? Kalau ada, apa buktinya?

Banyak lah. Yang utama tentu saja adalah Islamnya kita, mayoritas penduduk negeri ini. Juga berjalannya sejumlah hukum-hukum Islam, baik menyangkut perkara al-ahwal al-syakhsiyyah seperti soal ibadah, nikah ataupun soal muamalah seperti soal jual-beli dan lainnya. Bahkan semangat jihad dan perlawanan terhadap penjajah dalam diri pejuang dulu tak lain muncul dari ajaran Islam. Tak terbayang bagaimana negara ini bisa merdeka tanpa spirit jihad. Tak kalah pentingnya adalah sumbangan bahasa Arab terhadap terbentuknya bahasa Indonesia. Banyak sekali kata-kata dalam bahasa Indonesia seperti rakyat, dewan, perwakilan, musyawarah, kertas, kursi dan banyak lain lainnya. Semua itu merupakan sumbangan dari bahasa Arab yang masuk ke wilayah ini bersama masuknya Islam. Boleh disebut, tidak akan terbentuk bahasa Indonesia tanpa sumbangan bahasa Arab.

>> Jadi siapa sebenarnya yang mengancam negeri ini dan harus dilawan itu?

Secara riil, sesungguhnya ada dua ancaman utama terhadap negeri ini, yakni sekularisme yang makin mempurukkan negeri ini dan neo-imperialisme atau penjajahan model baru yang dilakukan oleh negara adikuasa.

Sejak Indonesia merdeka, telah lebih dari 60 tahun negeri ini diatur oleh sistem sekular, baik bercorak sosialistik pada masa Orde Lama maupun kapitalistik pada masa Orde Baru dan neo liberal pada masa reformasi. Dalam sistem sekular, aturan-aturan Islam atau syariah tidak pernah secara sengaja digunakan. Di tengah-tengah sistem sekular ini lahirlah berbagai bentuk tatanan yang jauh dari nilai-nilai Islam: tatanan ekonomi yang kapitalistik, perilaku politik yang oportunistik dan machiavellistik, budaya hedonistik yang amoralistik, kehidupan sosial yang egoistik dan individualistik, sikap beragama yang sinkretistik serta sistem pendidikan yang materialistik.

Akibatnya, bukan kebaikan yang diperoleh oleh rakyat Indonesia yang mayoritas Muslim itu, melainkan berbagai problem berkepanjangan yang datang secara bertubi-tubi. Lihatlah, meski Indonesia adalah negeri yang amat kaya dan sudah lebih dari 60 tahun merdeka, sekarang ada lebih dari 100 juta orang terpaksa hidup di bawah garis kemiskinan. Beban kehidupan bertambah berat seiring dengan kenaikan harga-harga yang terus menerus terjadi. Bagi mereka yang lemah iman, berbagai kesulitan yang dihadapi itu dengan mudah mendorongnya untuk melakukan tindak kejahatan. Akibatnya, tindak kriminal seperti pencopetan, perampokan maupun pencurian dengan pemberatan serta pembunuhan dan tindak asusila, budaya permisif, pornografi dengan dalih kebutuhan ekonomi terasa semakin meningkat tajam. Wajar bila lantas orang bertanya, sudah lebih 60 tahun merdeka, hidup koq makin susah.

Ancaman kedua, neo-imperialisme. Indonesia memang telah merdeka. Namun, penjajahan ternyata tidak berakhir begitu saja. Melalui instrumen utang dan kebijakan global, lembaga-lembaga dunia seperti IMF, World Bank dan WTO dibuat oleh negara-negara Barat sebagai cara untuk melegitimasi langkah-langkah imperialistik mereka. Akibatnya, negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, tidak lagi merdeka secara politik. Melalui para kompradornya di negeri ini, mereka merancang aturan-aturan seperti UU Kelistrikan, UU Migas, UU Penamanan Modal dan lainnya serta membuat kebijakan yang menguntungkan mereka seperti penyerahan blok kaya minyak Cepu kepada Exxon Mobil, juga perpanjangan selalu kontrak untuk Freeport dan Newmont.

>> Kalau begitu, sejatinya ide khilafah yang ditawarkan HTI dimaksudkan untuk menyelamatkan Indonesia, seperti tercermin dalam slogan, “Selamatkan Indonesia dengan Syariah”?

Ya, betul sekali. Syariah akan menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan akibat sistem sekular. Khilafah akan menghentikan neo-imperialisme yang kini tengah menimpa negeri-negeri Islam, termasuk Indonesia, yang dilakukan oleh negara adikuasa. Kejahatan adikuasa hanya mungkin bisa dihentikan oleh kekuatan adikuasa juga. Itulah Khilafah.

>> Lalu apa dan bagaimana sebenarnya makna rahmatan lil ‘alamin itu?

Sebagaimana disebut di dalam QS al-Anbiya’ ayat 107, arti rahmatan lil ‘alamin di sini, menurut Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, adalah kebahagiaan di dunia dan akhirat. Kebahagiaan di dunia dan akhirat itu akan diperoleh bila syariah diyakini dan diterapkan secara nyata.

>> Mungkinkah rahmatan lil ‘alamin itu bisa diwujudkan tanpa institusi Khilafah?

Tidak mungkin. Bila kerahmatan adalah seluruh kebaikan yang bisa dibayangkan oleh manusia di antaranya keadilan, kesejahteraan, kedamaian, ketenteraman, keamanan, kesucian, yang dengan itu akan membawa manusia hidup bahagia di dunia dan akhirat, maka itu semua hanya mungkin bila kita hidup mengikuti ketentuan syariah baik dalam kehidupan pribadi, keluarga dan negara. Itulah yang dimaui oleh Khilafah.
Jadi, mengapa dan untuk siapa, Hizb selalu menulis yang semacam itu?

Untuk meyakinkan umat bahwa inilah masa depan kita. Setelah sosialisme komunisme hancur, sementara kapitalisme, sekularisme dan demokrasi makin menunjukkan kebusukannya, kemana kita akan menuju bila tidak kepada Islam. Islam macam apa bila bukan untuk penerapan syariah secara kaffah? Institusi seperti apa yang bisa diharap mampu menerapkan syariah, mewujudkan ukhuwah dan melancarkan kembali dakwah Islam ke penjuru dunia bila bukan Khilafah? []

Dari <http://hizbut-tahrir.or.id/2014/10/06/m-ismail-yusanto-besar-peran-khilafah-di-nusantara/>

==============================
Raih Amal Sholih dengan Ikut Serta Menyebarkan Status ini.
==============================
Profile Amir Hizbut Tahrir: http://www.youtube.com/watch?v=vJcjmn18Hzs

Jika Saudara/i ingin mengkaji Islam dan berdakwah bersama HIZBUT TAHRIR INDONESIA silahkan mengisi form yang kami sediakan di http://hizbut-tahrir.or.id/gabung/

Insya Allah, syabab Hizbut Tahrir di daerah terdekat akan segera menghubungi anda. (jika lebih dari 2 minggu, saudara/i bisa memberitahukan lewat pesan inbox)
==============================
Website : www.hizbut-tahrir.or.id
Youtube : http://www.youtube.com/htiinfokom
Google+ : https://plus.google.com/+HizbuttahrirOrIdOfficial
Facebook : https://www.facebook.com/Htiinfokom
Twitter : https://twitter.com/hizbuttahrirID
===============================

Jumat, 24 Oktober 2014

Galaunya Remaja IN.DO.NE.SI.A


(Jika merasa di foto ini adalah muka kalian, MAAF. cuma ambil langsung dari SUMBER )

Tau ngga? ini fenomena pelajar Indonesia, sistem pendidikan sekuler menghasilkan generasi semacam ini..

Apalagi didukung dengan per-TV-an Indonesia yang memasarkan sinetron2 katrok macam GGS (Ganteng2 Srigala), atau si Bastian Steel yang isinya anak-anak pelajar di sekolah yang main cinta-cintaan, pacaran...

Sinetron yang ngambil setting di Sekolah, tapi nggak pernah nampilin moment Ulangan harian, UTS, UAS, UAN, atau Rapotan, yang ada hanya moment anak2 pelajar pacaran.... atau ribut rebutan cewek...

Jangan salahkan bila kelak yang dikenal hukum kekekalan cinta palsu, tatkala cinta yang hakiki dilupakan. Jangan salahkan bila kelak pelaminan tak lagi menawan, karena noda terhadap cinta yang telah lalu.

Sok suci Loe! | woles aja masbro, berarti kita berusaha jadi bersih | terima dan syukur

Daripada sok kotor | atau sok kufur | kan nggak banget itu ...

Jadi suci itu mulia | jadi kufur itu terhina

Lebih baik belajar agama mendalam | daripada sudah hidup lama pelajaran agama masih kelam
Dakwah ini memang ada rintangan | biar menjalankannya penuh tantangan

Kalau mau duduk bicaralah sambil diskusi | kedepankan intelektualitas jangan main belakang | apalagi cuma bisa bicara di depan maya belaka

Kalau pakai kekerasan | berarti itu lebih dari radikal | katanya mengakar tapi kok marah dan nyobek sembari ngomong tak berkelakar

Kalau dibilang pemecah persatuan | Justru demokrasi sekarang membuat pecah | toh Islam yang ada itu jadi pemersatu

Insyaallah teman-teman Dakwah Islam Ideologis di ITB, bisa datangi baik-baik | ajak diskusi baik-baik

Kita buktikan kita gerakkan intelektual | nantangnya ngajak mikir | kalau dia nekat meski kalah gagasan | berarti memang kepalanya sudah keras

toh di poster sudah tertera cp, no hp, whats app juga BBM

Ngisi biodata sih islam 100% | tapi kok nolak diterapkannya syariah islam

Ngakunya beragama islam | tapi cuma kenal islam sekedar sholat dan zakat doang

Ngakunya sih cinta nabi | tapi cuma bisa sholawatan tanpa mencontoh sikap dan prilaku teladan nabi

Nah ketika zaman semakin berkembang | saat virus sekulerisme terus bergelombang | Sengaja islam tak dibuat berkembang

Padahal nih | kalau ngakunya muslim | tentu taat harus sepenuh hati | bukan malah pilah dan pilih sesuai kehendak hati

Islam yang kita ambil bersumber dari Al-Quran dan As-sunnah | bukan dari si anu atau katanya si anu

Taat tanda iman yang tunduk kepada syariat | jauhi syariat tanda iman yang kalah dengan maksiat

==============================

Indonesia Milik Allah
hadir juga di twitter pada:
www.twitter.com/INAMilikAllah

belum juga jadi suami, tapi minta diperlakukan kayak suami | tanggung jawab nggak mau, tanggal nikah nggak punya

belum juga jadi istri, mau-maunya dipelakukan kayak istri | dilihat, diraba, diterawang, rugi deh..

temen bukan, suami-istri masih jauh, hubungan berdasar janji nggak pasti | besok pas udah diputusin, dikasi gelar "bekas gue", waduh

dosa udah pasti dapet, susah juga iya, sakit ati sering, mau-maunya makan harapan palsu | masa lalu kelam, masa depan suram, kini seram..

cowok sih enak, dia kan subjek pelaku, lha ini cewek, objek penderita euy | mau-maunya, di-PHP

cowok mah nggak ilang apa-apa, makanya gampang move-on | lha cewek? udah ngasi segala, sayangnya ngasinya ke pelaku maksiat, begitu deh..

udah maksiat, maksa lagi, udah dosa, susah pulak, cocok lah | susah demi pahala malah enak, ujungnya nikmat, nikah tuh..

abis putus ama ini, jadian ama itu, abis ama itu sama yang sana | kamu jadi nggak ada beda kayak piala bergilir

semakin banyak pengalaman pacaran, semakin sulit pernikahan kelak | karena kamu banyak latihan maksiat, tapi nggak melatih taat

'fun' memang bisa didapat dengan maksiat | tapi 'tanggungjawab', 'romantisme', 'imam keluarga' itu hanya dari menaati Allah, mengkaji ilmu

liat lelaki dan wanita yang sedari muda nggak sibuk maksiat pacaran | mengkaji Al-Qur'an dan As-Sunnah jadi bekal, itu baru..

baca-baca deh kisah Maryam, bunda Nabi Isa yang digelari wanita terbaik di dunia | karena bisa menjaga kehormatan dan kemuliaannya di dunia

baca-baca juga kisah Khadijah, istri Nabi Muhammad yang digelari wanita terbaik di surga | tersebab ia istri berbakti pada suaminya

ketenangan dan kebahagiaan takkan bisa didapat dengan maksiat | tapi jalan ketaatan bisa menemui keduanya, walau awalnya perlu kesabaran

tapi kalo kamu tetep nekad nabrak syariat Nabi Muhammad, lalu pacaran | ya jangan salahin siapapun kalo kamu galau melulu, dan nggak tenang

pasti ada kebaikan dari bersabar dalam ketaatan | sedang maksiat hanya menghantar pada penyesalan (Ustadz Felix Siauw)

Awas salah pilih baju bisa sengsarakanmu dunia dan akhirat.

Kandangkan baju seksimu kecuali di depan suamimu ya ukhti shalihah

hijab bukanlah pilihan sehingga tak perlu menanti kesiapan | juga bukan tanda sempurna hingga harus bebas dosa | hijab itu kewajiban

hijab itu sama wajibnya seperti shalat | mau panas mau hujan, mau duka atau suka tetap harus dipenuhi | perintahnya dari Allah

kata "tidak siap" tidak bisa menggugurkan kewajiban berhijab | anehnya untuk maksiat walau "tidak siap" masih saja jalani pacaran

ketaatan itu artinya memenuhi permintaan Allah baik rela atau terpaksa | faktanya bila kita taat pada Allah maka Dia akan memudahkan

Allah Maha Tahu, betulkah? | lalu kenapa banyak Muslimah yang merasa lebih tahu dari Allah tentang hijab?

Allah Maha Tahu, betulkah? | maka setiap perintah-Nya termasuk hijab, pasti bisa dipenuhi, pasti baik dan bermanfaat

saat shalat seorang Muslimah yang menutup aurat akan merasa tenang | begitulah ketenangan yang didapat ketika menaati Allah

apa yang engkau cari di dunia wahai Muslimah? | bila benar ridha Allah yang engkau rindu | ada alasan apa untuk tak berhijab?

jangan katakan "bagaimana bila berhijab TAPI tidak ikhlas?" itu membuat malas untuk taat | katakan "mari berhijab DAN ikhlas!" (ustadz Felix Siauw)

Pacaran itu Maksiat yang pakai acara Pamitan | Kemaksiatan malah dapat izin | yang menjomblo demi menjaga hormat justru dicela

Pacaran itu udah panggil mamah papah | nah ntar kalau putus dibilang janda duda aja ea...

Ini jumat harusnya cari barokah | jangan deh ngarepin di sms pacar | padahal jumat berkah kok dipenuhi maksiat

#UdahPutusinAja





Senin, 20 Oktober 2014

Dracula Untold; Upaya Stigmatisasi Negatif Islam


Saat iseng cari info novel The Chronicles of Ghazi seri 2, dapet artikel bagus nih....

selamat membaca... :)

Dracula Untold; Upaya Stigmatisasi Negatif Islam


Dracula Untold; Upaya Stigmatisasi Negatif Islam
Terus terang sampai saat saya menulis artikel ini, saya sama sekali belum pernah menyaksikan film yang “Dracula: Untold” yang dirilis industri film terbesar dunia Hollywood itu. Yang jelas sebelum saya menyaksikan sebenarnya saya pun sudah mendapat kabar bahwa film tersebut akan ditayangkan pada bulan Oktober ini.
Bagi saya, Dracula punya tempat tersendiri dalam benak. Bukan karena saya fans Dracula, tapi lebih kepada secara historis, banyak sekali tokoh-tokoh yang terdistorsi, dan akhirnya berujung pada penggambaran tidak sebenarnya, termasuk Dracula yang sebenarnya punya kelindan sejarah dengan sejarah Islam.
Sebagai seorang Muslim yang menggemari sejarah, khususnya sejarah Khilafah Utsmani, lebih khusus lagi rentang waktu masa kebangkitan dan kejayaan Utsmani (1453 – 1571), nama Dracula semakin penting bagi saya, karena berkaitan erat dalam rentang waktu yang saya dalami sejarahnya. Dracula berkaitan dengan tokoh sentral yang membawa Utsmani ke masa kegemilangannya yaitu Sultan Mehmed II Al-Fatih, juga berkaitan dengan serentetan peristiwa yang terjadi di masa pemerintahannya.
Bila ada yang paling bertanggung jawab atas distorsi Dracula maka Bram Stoker adalah orangnya, dari novel yang dibesutnya, Dracula diingat oleh orang tidak ada ubahnya seperti setan, kastil mengerikan, vampire, dan tokoh-tokoh mengerikan lainnya. Walaupun Bram Stoker tidak salah secara total, Dracula memang sadis dan mengerikan aslinya, bahkan kesadisannya melewati kesadisan yang pernah ada dalam sejarah manusia, namun tetap Dracula versi Bram Stoker bukanlah Dracula yang sebenarnya.
Karenanya tatkala menyaksikan trailer “Dracula: Untold”, setengah diri saya merasa bergembira, sontak saya berkata kepada Sayf Muhammad Isa, rekan penulis saya di buku Novel Serial “The Chronicles Of Ghazi”
“Sa, akhirnya ada film yang menggambarkan sosok Dracula yang benar sebagaimana sejarah! Walaupun tau sendiri lah, Hollywod akhirnya mencampurkannya dengan takhayul untuk kepentingan komersial, pake bisa berubah jadi kelelawar segala, kayak betmen aja..”.
Saya tidak berharap banyak pada Hollywood, dan saya sudah menebak bahwa film ini akan penuh dengan twist sejarah sebagaimana film Hollywood yang sudah-sudah, secara mereka memang bukan lembaga penelitian sejarah, namun pembuat hiburan. Dan Hiburan sebagaimana yang kita ketahui, jarang yang memperhatikan efek edukasi dan kebenaran sejarah.
Karenanya menjadi sebuah tanggung jawab bagi saya seorang penggemar sejarah Islam, untuk mengkritisi film ini, dan menyajikan fakta-fakta yang sebenarnya, agar kaum Muslim memiliki opsi tentang sejarah Dracula yang sebenarnya, dan bahkan mengetahui sejarah yang sebenarnya.
Sedikit Jalan Cerita “Dracula: Untold”
Mengambil setting pada abad ke-15 lebih tepatnya sekitar tahun 1461, dikisahkan Vlad III (Dracula) yang sedang berkuasa di Transylvania kedatangan utusan dari Kesultanan Turki Utsmani yang dipimpin oleh Hamza Bey untuk menyerahkan 1.000 laki-laki untuk dijadikan pasukan khusus bagi Sultan Mehmed II.
Mengetahui bahwa 1.000 anak laki-laki yang diminta akan dilatih menjadi pasukan khusus Turki sebagaimana dirinya, Vlad tidak ingin anak muda Transylvania dilatih seperti dirinya, yang menjadi mesin pembunuh sempurna tanpa kode etik dan moral. Dia menolak permintaan itu, dan dari sinilah masalahnya dimulai.
Singkat cerita, karena kekurangan jumlah pasukan dan infrastruktur, Vlad menjual jiwanya pada Master Vampire yang memberinya kekuatan malam, kekuatan terlarang yang dengannya dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan, termasuk menghancurkan pasukan Turki hanya dengan kekuatannya saja.
Dus, pertempuran antara Vlad dan Mehmed tidak bisa dielakkan, demi melindungi putranya dan juga keluarganya, serta seluruh Transylvania dan juga Eropa yang berada dalam bahaya invasi Mehmed yang bengis, Vlad harus menjual jiwanya, dia harus menjadi jahat untuk punya kekuatan dan menang. Dan begitulah akhirnya, Vlad berhasil mengalahkan Mehmed dan membunuhnya dengan cara menghisap darahnya, cerita pun berakhir. Dan Vlad telah mati, dan Dracula pun lahir.
Dan tanpa sadar, sekali lagi Hollywood menyesatkan dunia, menjadikan Islam dan Muslim sebagai antagonis, dan kekejaman Vlad seolah dihumanisasi, dianggap wajar demi melindungi keluarganya, dan mempertahankan dunia Barat, Kristen sebagai protagonis.
Dan sekali lagi, dengan mengorbankan fakta-fakta sejarah yang sebenarnya.
Sejarah Sebenarnya Tentang Vlad III Dracul (Dracula)
Pada faktanya, Vlad III tidak pernah menguasai Transylvania, namun wilayah yang diwariskan kepadanya adalah wilayah Wallachia, Rumania. Dia adalah anak dari Vlad II yang menyerah pada kekuasaan Kesultanan Turki Utsmani pada masa Murad II, ayah Mehmed II. Mehmed II dan Dracula memang berseteru, namun Mehmed tidak pernah mati di tangan Dracula, yang terjadi justru sebaliknya, Dracula yang kalah dalam perseteruannya dengan Mehmed II.

Ilustrasi Vlad III Dracul yang sesungguhnya berbanding Dracula yang ada di Hollywood
“Dracul-ae” itu sebutan bahasa Rumania untuk bangsawan Ordo Naga (Rumania; Draco = Naga), dan akhiran “-ae” bermakna “putranya dari”. Adapun “Ordo Naga” ini sendiri adalah salah satu kelompok ksatria yang disiapkan oleh Sigismund sang Raja Suci Romawi sebagai ksatria khusus dalam perang salib
Nama Dracula sendiri merujuk pada Vlad III “Tepes”, anak dari Vlad II voivode (gubernur) Wallachia, Rumania. Pada masa Vlad II ayahnya, Wallachia dikuasai oleh Kesultanan Utsmani, dan sebagai jaminan kesetiaan, Vlad III (Dracula) kemudian dikirimkan untuk disekolahkan di Kesultanan Utsmani
Dracula/Vlad III lalu dididik di kesatuan Yeniseri, tempat pasukan khusus militer Kesultanan Turki bersama adiknya Radu Cel Frumos. Disitulah mereka belajar di kesatuan militer terbaik pada masanya. Usia Dracula waktu itu masih belia, 13 tahun saja, hanya selisih satu tahun lebih tua dari Mehmed II putra Murad II Sultan Turki pada saat itu.
Namun walau masih belia, Dracula sudah disumpah dalam Ordo Naga yang dibentuk untuk memerangi kaum Muslim, dan itulah yang jadi niatnya. Karenanya dia sangat membenci Mehmed dan Islam, walau adiknya Radu Cel Frumos menjadi Muslim dan panglima Yeniseri kepercayaan Mehmed pada gilirannya saat memangku jabatan Sultan Turki.
Saat ayahnya Vlad III Dracul, yaitu Vlad II dibunuh dan dikudeta pada 1447 oleh John Hunyad dari Hungaria, Kesultanan Utsmani lalu membantu membebaskan Wallachia dari cengkeraman John Hunyad. Selepas itu Sultan Murad II, ayah Mehmed II, lalu meminta pada Vlad III untuk menggantikan ayahnya memimpin di Wallachia.
Diluar dugaan Sultan Murad II, inilah kesempatan yang ditunggu-tunggu Vlad III Dracul, yang sedari awal pun membenci ayahnya karena mau tunduk pada kaum Muslim. Berbekal bahasa Arab, Turki dan pengetahuan militer di Yeniseri, Dracula menyamar menjadi bagian dari kaum Muslim di setiap benteng-benteng kaum Muslim dan menghabisi benteng-benteng Islam di Rumania dari dalam.
Pasca 1453 Sultan Mehmed II yang bergelar Al-Fatih karena berhasil menaklukkan Konstantinopel, mengutus beberapa utusannya untuk memastikan semua hal baik-baik saja di Wallachia pada tahun 1459. Tanpa ampun Vlad III Dracul membunuh utusan-utusan dari Kesultanan Turki yang datang untuk menagih jizyah (pajak bagi orang kafir) yang seharusnya dibayarkan setiap tahun. Mencari masalah, Vlad III membunuh para utusan ini dengan memaku surban mereka ke kepalanya. Dengan dalih bahwa utusan itu bertindak kurang ajar, tidak menghormatinya dengan tidak mau melepas surbannya, dan hanya ingin membuka surbannya dihadapan Allah.
Mendengar hal ini Sultan Mehmed II lalu menanggapi masalah Wallachia secara khusus. Pada 1461 Sultan Mehmed II memerintahkan panglimanya Hamzah Bey membawa 1.000 pasukan untuk menangkap Dracula dan mengembalikan kestabilan di wilayah Wallachia, dan nasib 1.000 pasukan ini berakhir tragis.
Dracula menggunakan kemampuan infiltrasinya dengan apa yang dia pelajari di Yeniseri, dia benar-benar memahami taktik dan strategi berperang ummat Muslim, lalu dengan gerakan-gerakan yang efektif, Dracula kemudian mengalahkan dan membantai 1.000 pasukan Muslim itu. Dracula menyula (menusuk dengan kayu dari anus hingga tembus ke kerongkongan) 1.000 pasukan ini, hingga jadi hutan mayat manusia. Hamza Bey, komandan pasukan ini, ditempatkan ditengah hutan mayat dan ditaruh di kayu paling tinggi sebagai simbol.
Sejak itu Vlad III Dracul mendapat gelar “Tepes” atau “The Impaler” – “Sang Penyula”, kekejamannya dikenal dan diakui dunia
Mendapati hal ini, Sultan Mehmed II lalu menugaskan Radu Cel Frumos, adik dari Vlad III Dracula untuk memimpin 90.000 pasukan guna menghentikan Dracula. Perlu serigala untuk hentikan serigala, Mehmed paham bahwa Radu orang yang tepat karena dataran Rumania hanya bisa dipahami orang aslinya

Radu Cel Frumos (Radu The Handsome), adik dari Vlad III Dracul
Berbeda dengan kakaknya Vlad III Dracula, adiknya Radu Cel Frumos (The Handsome) ini memeluk Islam dan menjadi Muslim serta pemimpin pasukan khusus Yeniseri. Radu memimpin 90.000 menerobos hutan dan tanah berbukit Rumania untuk menyerang kakaknya Dracula yang bertahan di benteng ‘Poenari’ miliknya

Catatea Poenari, Benteng Vlad III Dracula
Pertempuran ini sangat tidak mudah, mengingat Cetatea Poenari (Benteng Poenari), sangat terjal tanahnya dan sulit ditembus. Akhirnya serangan Radu pada 1462 puncaknya di Benteng Poenari terjadi malam hari yang dikenal “Atacul de Noapte” – “The Night Attack”
Radu Cel Frumos menggantikan Dracula jadi pemimpin Wallachia setelah mengalahkannya. Dracula yang kalah dalam peperangan menyelamatkan diri dan lari meminta perlindungan pada John Hunyad Raja Hungaria. Dracula menghabiskan sisa hidupnya dibawah kekuasaan pembunuh ayahnya, John Hunyad yang juga rival Sultan Mehmed lainnya, sebelum akhirnya Dracula meninggal pada 1478 ditebas pedang pasukan Utsmani juga.
Namun warisan Dracula tetap kekal bagi dunia, kekejaman tiada banding yang dia contohkan, dan kebiadaban tanpa batas. Sampai saat ini Rumania mengakuinya sebagai pahlawan negara dalam perang salib, dan patung-patungnya bertebaran di Rumania. Bagi kaum Muslim, Dracula adalah simbol kekejaman musuh kemanusiaan, penusuk manusia, dan penghisap darah. Namun saat ini konsep Dracula, Vampir, dibuat dan dibungkus dengan bagus hingga memikat ummat Muslim dan melupakan wajah aslinya
Hollywood memang pintar berpropaganda dengan memelintir sejarah, dan menjadikan Kesultanan Turki yang Muslim seolah beringas, barbar kejam dan tak berprikemanusiaan. Padahal dalam kenyataan justru sebaliknya, pasukan Muslim adalah pasukan yang penuh kebaikan, kekesatriaan dan mempertunjukkan nilai-nila dasar seperti keberanian, kejujuran, kasih-sayang dan pengampun.
Karena itulah, saya dan Sayf Muhammad Isa, membesut kisah sebetulnya dari para pejuang Islam dari Turki Utsmani ini, yang bangga menyebut dirinya pejuang Allah, Ghazi. Dimana Dracula juga menjadi bagian penting daripada penceritaan ini. Dan secara sejarah, isi novel ini juga mampu dipertanggungjawabkan, karenanya kami menyebutnya Novel Sejarah, menghibur secara benar, menanamkan karakter mulia pada anak tanpa menipu.
Bagi yang tidak puas dengan film “Dracula: Untold” silakan cek karya yang kami besut dalam Trilogi “The Chronicles of Ghazi”yang diterbitkan oleh AlFatihPress, kisah Kesultanan Turki Utsmani termasuk Dracula yang sebenarnya berdasar sejarah. Akan ada 3 buku yang akan ditulis tentang kisah para Ghazi ini, dan baru dua buku yang sudah diap dinikmati di pasaran. Buku pertama bertema “The Rise of The Ottomans” dan buku kedua bertema “The Clash of Cross and Crescent”, buku ketiga nanti bertema “The Conquest”.
Kami mengisahkan Sultan Mehmed yang sudah dinubuwwahkan oleh Rasulullah sebagai “pemimpin terbaik” yang menaklukkan Konstantinopel. Kami mengisahkannya sehingga karakter ksatria dapat mendarah daging pada kaum Muslim. These are the real untold.
Buku “The Chronicles Of GHAZI” dan buku-buku saya lainnya sudah bisa didapatkan di toko-toko buku di seluruh Indonesia
atau bisa juga lewat pemesanan online ke www.alfatihbookstore.com atau di FB pages /alfatihbookstore dan akun twitter @alfatihcenter

Pre-Order Novel Ghazi 1 dan Ghazi 2


Sahabat Perjuangan


أصحابي كالنجوم الزهر بأيهم إقتديتم إهتديتم

Ilustrasi: rekan LDS HTI Purworjeo dan admin

Artinya: Sahabat bagai bintang-bintang, kepada siapapun kalian ikut, niscaya kalian akan mendapat pengikut.

dakwatuna.com - Sahabat perjuangan merupakan keniscayaan sebuah jalan dakwah. Agar manis pahit perjuangan, tidak hanya dirasakan sendirian. Jika datang nikmat, biarkan sahabat ikut merasakan kebahagiaan. Jika yang datang ialah musibah, jangan lupa bahwa engkau tidak menghadapinya sendirian. Sungguh indah memiliki sahabat yang selalu mengingatkan. Sungguh indah memiliki sahabat yang rela bersabar di atas badai yang tak kenal waktu.
Rasulullah bersabda: Abu Bakar di syurga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Az Zubair di surga, Abdurrahman bin ‘Auf di surga, Sa’d di surga, Sa’id di surga, dan Abu Ubaidah ibnul Jarrah di surga.” [HR At Tirmidzi (3747), hadits shahih.]
Itulah 10 sahabat pilihan, yang dijamin rasul masuk ke surga. Itulah sahabat terbaik yang merasakan betul, apa hakikat pengorbanan. Sahabat perjuangan, yang mengetahui indahnya berbagi. Sahabat perjuangan yang mengenali diri kita, sedalam dia mengenal dirinya sendiri. Sungguh bahagianya baginda Rasul, dikelilingi sahabat yang tidak hanya loyal, tapi juga peduli, dan kritis. Sehingga baginda Rasul tidak hanya mendapatkan kesetiaan, tapi juga Rasul memiliki sebuah tim dakwah yang kooperatif dan konstruktif. Mari kita coba kenali sekilas potongan kisah dakwah ke-10 sahabat perjuangan pilihan Rasul:
Abu Bakar. Digelari dengan panggilan Ash-Shiddiq Al-Akbar. Dikenal tidak bisa kompromi dengan rakyat yang tidak mau membayar zakat. Bahkan khalifah Abu Bakar tidak segan memeranginya. Akhlaknya yang mulia, dan pengorbanannya yang luar biasa; tidak akan pernah bisa terlepas dari bagian keberhasilan dakwah Rasul.
Umar bin Khattab. Digelari dengan panggilan Al-Faruq. Dikenal sebagai sosok yang sangat berani. Bahkan menjadi orang yang paling ditakuti sebelum masuk Islam. Pada masa khalifah Umar-lah, umat muslim melakukan ekspansi kawasan besar-besaran. Hingga Islam dapat menaklukkan kerajaan Persia, dan Romawi Timur. Syahid pada bulan Dzulhijjah tahun 23 H.
Ustman bin Affan. Digelari dengan panggilan Dzun Nurain. Dikenal sebagai sosok khalifah yang sangat pengasih lagi lemah lembut. Ustman juga terkenal dermawan, karena suka menginfakkan hartanya yang melimpah di jalan Allah. Syahid pada bulan Dzulhijjah setelah Idul Adha 35 H. Pada umur 80 tahun.
Ali bin Abi Thalib. Digelari dengan panggilan Abu Turab. Dikenal sebagai khalifah yang memiliki keilmuan yang sangat dalam. Hidup dalam kesederhanaan, dan sangat berani dalam berperang. Ali wafat pada 40 H, setelah ditikam oleh Abdurrahman bin Muljam dengan pedang yang beracun pada saat shalat subuh. Beliau dimakamkan di Kufah, Irak.
Thalhah bin Ubaidillah. Digelari dengan panggilan Thalhal Al-Fayyad. Dikenang saat perang Uhud. Saat beliau menjadikan dirinya perisai bagi Rasulullah. Sehingga jari-jarinya putus. Ia syahid pada saat mengikuti perang jamal, saat umur 36 tahun.
Zubair bin Awwam. Kepahlawanannya telah tampak, saat perang badar. Beliau dikenal sebagai seorang yang paling berani, paling pandai dalam menunggang kuda, dan paling kejam terhadap lawan. Syahid pada tahun 36 H, setelah pulang dari perang jamal.
Sa’ad bin Abi Waqqash. Seorang sahabat yang masuk Islam, pada usia 17 tahun. Sa’ad dikenal pada saat penaklukkan Persia. Karena kekuatan Islam saat itu menewaskan tentara Persia dalam perang Al-Qadisiyah. Hingga Sa’ad digelari pahlawan Qadisiyah. Pada zaman Ustman pula, Sa’ad mengetuai perjalanan umat Islam ke China. Sehingga Sa’ad dikenal sebagai perintis Islam ke China. Wafat di Aqiq, pada tahun 55 H.
Abdurrahman bin Auf. Berasal dari kalangan pengusaha. Tapi menjadi seorang pengusaha yang tidak apatis terhadap perang. Ia mendapat 20 panahan, dan giginya rontok dalam perang Uhud. Wafat pada tahun 32 H.
Said bin Zaid. Ia merupakan sosok yang banyak menghabiskan waktu dengan beribadah. Ia tidak mengikuti perang Badar, karena ditugaskan rasul untuk menjadi mata-mata di Syam bersama Thalhah. Wafat pada 50 H.
Abu Ubaidah bin Jarrah. Digelari dengan panggilan Aminu Hadzihil Ummah (orang yang sangat terpercaya di umat). Termasuk anggota pasukan perang Badar. Syahid disebabkan oleh wabah penyakit pada tahun 18 H, di saat berumur 58 tahun.
Seperti itulah hakikat sahabat perjuangan di jalan dakwah. Bukan hanya perngorbanan harta, bahkan hingga jiwa, dan raga seluruhnya dikerahkan untuk perjuangan Islam. Sehingga harta kesayangan-pun tak jarang diinfakkan di jalan Allah. Tak ayal jika pengorbanannya bukan hanya sekadar keringat lelah, dan air mata kesedihan selama masa juang. Bahkan darah luka, dan darah peperangan-pun tidak bisa dihindarkan.
Karena begitulah hakikat sahabat perjuangan dalam kepemimpinan surgawi. Semuanya dari Allah, oleh Allah, dan akan kembali kepada Allah.


Sumber: dakwatuna

Rabu, 08 Oktober 2014

Tanggal 8 Oktober 2014, Bulan Akan Berwarna Merah Darah

Ilustrasi - Penampakan gerhana bulan total, tanggal 27 Oktober 2004. (Fred Espenak / NASA)
Ilustrasi – Penampakan gerhana bulan total, tanggal 27 Oktober 2004. (Fred Espenak / NASA)
dakwatuna.com – Sebuah fenomena alam akan kembali terjadi pada hari Rabu lusa (8/10/2014), yaitu gerhana bulan total. Peristiwa tersebut dikaitkan oleh beberapa media dengan istilah “Bloodmoon”, di mana pada saat gerhana tersebut bulan akan tampak berwarna merah darah.
Berdasarkan penuturan Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin, serangkaian gerhana bulan total terjadi pada tanggal 15 April 2014, 8 Oktober 2014, 4 April 2015, dan 28 September 2015.
Dalam blognya, Senin (6/10/2014), Djamaluddin juga menjelaskan rangkaian gerhana dari situs NASA dan hasil simulasi dengan menggunakan software Stellarium.
Gerhana bulan 8 Oktober 2014 dimulai dengan fase gerhana sebagian pada pukul 16.15 WIB. Lalu disusul fase gerhana total pada pukul 17.25 s.d 18.24 WIB, dan diakhiri dengan fase gerhana sebagian lagi sampai dengan pukul 19.34 WIB, demikian seperti dikutip dari situs NASA oleh Djamaluddin.
Hanya Indonesia Timur yang dapat mengamati peristiwa gerhana bulan total tersebut secara penuh. Sedangkan di wilayah Indonesia Barat, gerhana bulan total sedang berlangsung pada saat Maghrib. Djamaluddin memperinci peristiwa yang akan terjadi tersebut pada blognya. (dakwatuna/hdn)

Redaktur: Hendra


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/10/06/57941/tanggal-8-oktober-2014-bulan-akan-berwarna-merah-darah/#ixzz3FXyRA9Cq 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook