Koleksi

Flag Counter

Kamis, 31 Mei 2012

MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIA By:TAUFIQ ISMAIL

I


Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga
Ke Wisconsin aku dapat beasiswa
Sembilan belas lima enam itulah tahunnya
Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,
Whitefish Bay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya
Dadaku busung jadi anak Indonesia
Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army
Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini


II


Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.


III


Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi
berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu
dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek
secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan
peuyeum dipotong birokrasi
lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,
anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,
menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,
agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas
penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan
sandiwara yang opininya bersilang tak habis
dan tak utus dilarang-larang,
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata
supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,
ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,
sekarang saja sementara mereka kalah,
kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka
oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia
dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,
kabarnya dengan sepotong SK
suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,
lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,
fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat
jadi pertunjukan teror penonton antarkota
cuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita
tak pernah bersedia menerima skor pertandingan
yang disetujui bersama,


Di negeriku rupanya sudah diputuskan
kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa,
lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil
karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta,
sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,
Di negeriku ada pembunuhan, penculikan
dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh,
Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng,
Nipah, Santa Cruz dan Irian,
ada pula pembantahan terang-terangan
yang merupakan dusta terang-terangan
di bawah cahaya surya terang-terangan,
dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai
saksi terang-terangan,
Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada,
tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang
menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.


IV


Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.

Rabu, 30 Mei 2012

HARI BENCANA


Karna sekarang masih bulan Mei, jadi milih ngulas ttg hari bencana.

Sebagai seorang muslim, sobat muda harusnya tau, kalau ada 2 hari yang diangkat sebagai hari bencana bagi kaum muslim.Yang pertama adalah 3 Maret 1924, yakni Hari Keruntuhan Khilafah Islamiyah, melalui tangan laknat Musthafa Kemal. Yang kedua adalah 14 Mei 1948, yakni berdirinya negara ISRAEL.

Mungkin sobat muda yang belum tahu bertanya-tanya.. Mengapa?

Runtuhnya Kekhilafahan Islamiyah, adalah bencana besar kaum muslimin sedunia, karena tak ada lagi institusi negara yang menerapkan hukum-hukum Allah SWT. Walaupun saat itu Kekhilafahan yang berpusat di Turki Ustmani telah rapuh dan berada dalam situasi genting, bagai telur di ujung tanduk, namun keruntuhannya telah membawa tangis kehancuran hati kaum muslimin sedunia. Eksistensi hukum-hukum Allah SWT dalam institusi politik telah dilenyapkan.
Namun sekarang saya akan fokus dengan Hari bencana yang ke 2.
Negara Israel didirikan di bumi Palestina oleh Inggris, dengan bantuan pengkhianatan Syarif Husein di Mekah. Sejak saat itulah tanah Palestina dirampas oleh Zionis Yahudi. Kaum muslimin dibantai. Tidak ada lagi Khilafah yang mampu melindungi.
Sekarang, ketika ada upaya Komunitas Pencinta Israel, yang belakangan diubah menjadi Komunitas Yahudi Indonesia, untuk mengadakan peringatan kemerdekaan Israel, maka muncul pertanyaan. Bencana apa lagi yang akan menimpa Indonesia?
Banyak pihak menolak dengan keras. Kepolisian dan seluruh ormas Islam menentang. Siapapun tahu, Zionis Israel adalah gembong kejahatan di dunia. Kaum Yahudi dikenal suka melanggar perjanjian, bahkan perjanjian-perjanjian mereka dengan Sang Penciptanya.
Reputasi mereka pun dikenal sebagai pengkhianat dan pembunuh para Nabi dari kaum sendiri. Perkataan yang keluar dari mulut-mulut mereka tak bisa dipercaya. Berbicara dengan Yahudi bagai berbicara dengan batu! Bahkan Adolf Hitler, pemimpin nazi, mengakui kekejaman mereka.
Ini bukan klaim dan stigmatisasi terhadap Yahudi. Karena kenyataan realita Zionis Israel berhati batu telah bisa disaksikan setiap saat oleh siapapun yang memiliki mata dan telinga.
Kembali pertanyaan, ada apa dengan kemunculan terbuka kaum Yahudi di Indonesia? Bagaimanapun Israel sedang memerangi dan membantai kaum muslimin di Palestina, menjarah harta benda, merampas tanah dan mengusir umat Islam. Status Israel adalah Kafir Muharriban Fi’lan. Apakah Indonesia akan dijadikan ajang perang dan pertumpahan darah oleh mereka?  Aneh bila pemerintah membiarkan!

PERKENALAN

BISMILLAHIROHMANIROHIM....

ASSALAMUALAIKUM WR.WB


Alhamdulillah... Akirnya kesampaian jga punya yang namanya BLOG...

 Ga usah basa basi lagi...
sesuai dengan judulnya "PERKENALAN" Q mau ngenalin diri dulu....

Kenalin namaku Faizal Aditya, temen2ku, ortuku, n guruku manggil aku dengan sebutan Faizal (walau kadang2 ada jga yg manggil IZAL). Lahir di kota apel, Malang pd 6 Juli 1995 (just numpang lahir. maklum just 3 thn). Besar di kota pensiunan (kata guru SMPku), Purworejo. Dari TK Kartika, SD N Kliwonan, ampe SMP N 6 Purworejo. N sekarang tinggal di kota militer, Magelang, Nglanjutin SMA. TN singkatannya (bukan TarNus\Taruna Nusantara, tapi Tidar Negeri ato lebih akrab dipanggil SMA NEGERI 1 MERTOYUDAN)

Kelihatannya cukup itu aja....
Krna maklum, masih newbie...

So klo da salah kata, aneh bahasanya hanya minta 1 hal,

Biasa...

Maaf...

WASSALAMUALAIKUM WR. WB