Masih mau ngebuly Islam n Sistim Khilafah.? (baca sampe tuntas)
indocropcircles
(oleh: Paul Joseph Watson)
“Forensic analysis confirms
Infowars investigation that footage was staged as war propaganda.
Operasi usang bernama “Operation False Flag”, lagi dan lagi, kembali
terjadi.”
Analisis forensik menegaskan bahwa investigasi yang dilakukan oleh Infowars
dan peneliti lainnya, mengklaim bahwa rekaman video pemenggalan kepala
oleh kelompok ISIS dibuat untuk tujuan propaganda perang.
A. Video pemenggalan wartawan James Foley
Mengkonfirmasi analisis Infowars
pada hari Kamis (21/08/2014) lalu, ahli forensik Inggris telah
menyimpulkan bahwa video pemenggalan yang dilakukan oleh ISIS yang
melibatkan James Foley, adalah dalam semua kemungkinan dipentaskan
dengan menggunakan “kamera tipuan dan teknik pasca produksi yang halus”
atau dalam bahasa Inggrinys “camera trickery and slick post-production techniques.“
Analisis forensik menegaskan investigasi yang dilakukan oleh Infowars
dan banyak peneliti lainnya, mengklaim bahwa rekaman video pemenggalan
kepala oleh kelompok ISIS itu, dipentaskan dengan tujuan untuk
propaganda perang.
Sebuah perusahaan ilmu forensik internasional atau forensic science company yang tidak bekerja untuk kementerian atau badan kepolisian di seluruh Inggris menemukan bahwa:
“Kemungkinan eksekusi
James Foley adalah sebuah sandiwara yang dipentaskan, dengan pembunuhan
yang sebenarnya terjadi ternyata tak tertangkap kamera,” demikian
laporan Telegraph.
Para ahli mencatat bahwa meskipun algojo
Foley muncul untuk menarik pisau di daerah leher, setidaknya enam kali,
tidak ada darah terlihat.
Video itu sendiri tidak menunjukkan
pemenggalan yang sebenarnya, hanya gambar diam yang dimaksudkan untuk
menunjukkan bahwa kepala Foley yang dipenggal ada diatas tubuhnya.
“Aymenn al-Tamimi, seorang rekan di Timur Tengah pada forum think-tank, mengatakan bahwa ISIS telah meningkatkan kemampuan produksi video mereka selama beberapa tahun terakhir,” demikian laporan Inquisitr.
“Teknik untuk pemenggalan kepala palsu
tidaklah sulit bagi mereka untuk membuat dan mengelolanya, dan video itu
tidak tepat untuk meninggalkan jejak kegagalan mereka yang
disembunyikan: meskipun ada enam kali gerakan pemotongan pada leher
James, tak ada setetes darah pun yang dapat dilihat dalam video; reaksi
Foley juga tampak sangat ‘tak nyambung’ dengan apa yang sebenarnya akan
terjadi dengan dirinya,” kata para analis.
Poin ini juga tercakup dalam analisis Infowars
yang menekankan bahwa betapa tenang tampaknya Foley saat ia membacakan
pernyataannya, sikap yang sama sekali bertentangan dengan aksi dan
reaksinya seperti jika dalam keadaan sebenarnya, bahwa ia akan
dieksekusi secara brutal.
Para ahli juga menyimpulkan bahwa blip dalam rekaman video menunjukkan bahwa Foley salah membaca salah satu lini dari script, dan harus kembali syuting ulang.
Pertanyaan yang jelas muncul dari video
itu adalah, mengapa militan ISIS yang telah dengan cepat berhasil
mengembangkan reputasi global mereka untuk sebuah kebiadaban dan
kecerobohan kepada kehidupan manusia, tidak memenggal langsung saja
kepala Foley di depan kamera, tanpa perlu menggelar cara-cara mirip
sinetron tersebut.
Satu-satunya kesimpulan logis, apakah
Foley kemudian dibunuh atau tidak, adalah bahwa video itu tidak
diproduksi atau dirilis oleh militan ISIS sebenarnya, tapi oleh
badan-badan intelijen Barat yang akan digunakan sebagai casus belli untuk memperluas ekspansi militer kepentingan Dunia Barat di Timur Tengah.
Selama bertahun-tahun kami telah
mendalami dokumentasi yang telah didokumentasikan oleh mereka, bagaimana
dan apa yang disebut Al-Qaeda, Osama bin Laden dan video propaganda
teroris lainnya, sebenarnya diproduksi oleh perusahaan yang bekerja atas
nama Central Intelligence Agency (CIA) dan Pentagon.
Hal ini juga muncul, bahwa identitas
individu yang terlihat pada “pementasan pembunuhan”, salah satunya
adalah Abdel-Majed Abdel Bary, seorang mantan rapper dari keluarga kaya
yang meninggalkan London untuk bertarung di Suriah. Profile Bary cocok
dengan profil seorang informan untuk layanan keamanan Inggris.
Video pemenggalan ini telah digunakan
sebagai “poster” oleh Barat untuk mendorong agar diperbaharuinya
serangan militer AS terhadap Suriah.
Suatu prospek yang ternyata ‘tergelincir’
pada tahun lalu juga telah diketahui, setelah seharusnya serangan
senjata kimia yang disalahkan pada pemerintah Assad, kemungkinan besar
justru dilakukan oleh pemberontak yang didukung Barat.
“Para pejabat AS
mengutip “konteks baru” untuk menghadapi ISIS yang didorong dengan
dirilisnya sebuah video pemenggalan Foley, oleh Washington yang sinyal
niatnya pada hari Sabtu (23/08/2014) untuk mempersiapkan serangan
militer baru ke Suriah. Sedangkan pemerintah Suriah memberikan statement bahwa James Foley telah terbunuh setahun yang lalu, yaitu pada tahun 2013″, demikan dilansir LiveLeak.
James Foley Telah Tewas Setahun Lalu
Keraguan segar telah dilemparkan pada narasi dibelakang video pemenggalan James Foley, setelah juru bicara pemerintah Suriah mengklaim bahwa wartawan Amerika itu telah dibunuh oleh militan ISIS setahun yang lalu, dimana berita itu untuk pertama kalinya telah “dijual” para militan Suriah anti-pemerintahan dukungan AS untuk dijual ke pembunuhnya pada tahun 2013.
Bouthaina Shabaan, juru bicara resmi Presiden Bashar al-Assad, mengatakan bahwa:
“Negara Islam (ISIS) adalah ‘perpanjangan’ dari tentara pemberotak Suriah (Free Syrian Army) yaitu kelompok pemberontak yang memimpin pemberontakan melawan tirani pemerintahan sejak tiga tahun lalu. Dia mengatakan bahwa PBB telah mengetahui ‘informasi’ itu, bahwa jurnalis foto itu telah dipenggal tahun lalu”, jelas Bouthaina Shabaan melalui LiveLeak.
Dia menambahkan:
“ISIS (sekarang Negara Islam) hanya perpanjangan dari apa yang terjadi sejak hari pertama pemberontakan di Suriah. James Foley pertama kali ditangkap oleh Tentara Pembebasan Suriah dan ia dijual ke ISIS. Anda dapat memeriksa laporan itu dengan PBB. James Foley tewas tahun lalu, tidak sekarang, mereka (Negara Islam) hanya merilis gambarnya sekarang, tapi ia tewas setahun yang lalu. Kami memiliki informasi yang pasti, PBB memiliki informasi“, tambah Bouthaina Shabaan melalui LiveLeak.
Klaim seperti itu pastinya akan tak diakui dan diberhentikan oleh intelijen Barat, karena berasal dari rezim Assad, yang sekarang berharap untuk mengakhiri status paria dengan menghadirkan dirinya sebagai sekutu dalam perang melawan ISIS.
Dalam
beberapa hari terakhir rezim Damaskus telah mencoba untuk
mengeksploitasi ancaman ISIS sebagai cara mengakhiri ‘status paria’ dan
klaim oleh Nona Shabaan kemungkinan harus dilihat dalam konteks ini oleh
para analis.
Fakta yang diketahui lainnya adalah bertentangan dengan klaim, termasuk kesaksian Daniel Rye Ottosen, yang dirilis pada bulan Juni dan menghabiskan 13 bulan di penangkaran sandera dengan Foley.
Selain itu, sandera Prancis Nicolas Henin, yang disandera di Suriah pada bulan Juni 2013, kata dia menghabiskan tujuh bulan dengan Foley, sementara keluarga Foley menerima email sampai Desember 2013 lalu menunjukkan anak mereka masih hidup.
Jadi, orang yang sepertinya dipenggal dalam video tersebut bukanlah James Foley, tapi ia adalah seorang Crisis Actor yaitu aktor-aktor yang disewa khusus untuk adegan-adegan krisis atau tragedi tingkat tinggi.
Hal ini mirip dengan peristiwa Bomb Boston Marathon, dimana melibatkan puluhan Crisis Actor
, baik pria, wanita, nak-anak hingga aktor cacat yang memang sudah
cacat teramputasi kaki atau tangannya, untuk dapat meyakinkan publik
bahwa Operasi False Flag yang sedang ‘dimainkan’ tersebut terlihat sangat nyata.
Hal aneh dan meragukan lainnya adalah
video wawancara oleh sebuah televisi terhadap kedua saudara kandung
James Foley, yaitu Kate Foley and Michael Foley.
Dari kedua saudara kandung tersebut, tak
terlihat kesedihan sedikitpun, walau ada, sangat terlihat
kepura-puraannya, bahkan saat menyeka airmata.
“Terlihat sekali, suatu kebodohan akting yang diperankan oleh keduanya,” tulis banyak isi komentar dalam video itu.
Ketika diwawancara, terlihat raut muka host
atau pewawancara televissi itu yang sangat serius, namun kedua saudara
James Foley malah tersenyum dan tertawa ketika diwawancara, dan membuat
muka pewawancara televisi itu terlihat seperti heran. (lihat videonya disini).
Teroris ISIS Pemenggal Kepala Jurnalis AS Ternyata Penyanyi Kaya di Inggris
Abde Majed Abdel Bary atau John Bary, anggota teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Inggris yang memenggal kepala jurnalis Amerika Serikat, ternyata lebih dulu dikenal sebagai penyanyi rap. Menurut Dailymail,
Minggu (24/8/2014), John yang diduga sebagai pelaku pemenggal kepala
James Foley, merupakan anak dari keluarga kaya di Inggris.
Ketika dewasa, John lantas mencoba meniti
karier sebagai rapper (penyanyi rap) dan memiliki nickname (julukan)
L’Jinny. Sebelum pergi ke Suriah, John diketahui tinggal di rumah
seharga 1 miliar Pounds milik orangtuanya di Maida Vale.
“Metamorfosis”
John dari seorang rapper menjadi teroris tersebut terekam dalam album
foto yang diunggah ke akun Facebook miliknya.
Dalam akun Facebok-nya, John pernah mengunggah dirinya tengah bernyanyi di studio. Ia memakai jaket berwarna merah merek Adidas.
Namun, sejak tahun 2012, John mulai mengunggah foto dirinya memakai penutup muka dan memegang senapan serbu AK-47.
Melalui analisis kami, pada video Folley
telah menunjukkan beberapa faktor lain yang dengan jelas menyatakan
bahwa video James Foley sebenarnya tidak terjadi, termasuk tidak adanya
militan-militan lain yang biasanya muncul dalam video saat pemenggalan
sesungguhnya, dan kurangnya referensi dari Al-Quran, serta tidak adanya
teriakan “Allahu Akbar” saat eksekusi berlangsung.
Perhatikan analisis asli kami dari video
pemenggalan Foley ini, catatan video tidak mengandung rekaman
pemenggalan bertahap, yang juga tidak benar-benar ditunjukkan dalam
rekaman asli pula. Meskipun demikian, video YouTube sebagian besar telah
disensor dengan label “ofensif” dan memblokir akses ke bukan pemegang
rekening Youtube Anda.
B. Video pemenggalan wartawan Steven Sotloff
Kelompok ekstrimis
Islam Suriah dan Irak atau ISIS, merilis lagi sebuah video pemenggalan
kepala wartawan kedua Amerika, Steven Sotloff. Dalam video berdurasi 2 menit 46 detik yang berjudul “A Second Message to Amerika”
atau “Pesan Kedua Bagi Amerika” itu, Sotloff tampil dengan mengenakan
pakaian berwarna oranye yang sama seperti yang dikenakan oleh wartawan
yang dipenggal sebelumnya James Foley, sementara pembunuhnya juga
mengenakan pakaian dan penutup wajah berwarna hitam.
Sang pembunuh mengawali tindakannya
dengan mengatakan “Kami kembali Obama dan kami kembali karena kebijakan
luar negeri Anda yang arogan terhadap ISIS…meski kami telah memberi
peringatan serius”. Ditambahkannya “Karena misil-misil Anda masih terus
menyerang warga kami, maka pisau kami akan terus mengancam leher warga
Anda.”
Di akhir video itu, sang pembunuh
mengancam akan membunuh sandera berikutnya, warga negara Inggris yang
bernama David Cawthorne Haines. ISIS tidak merinci identitas Haines
lebih jauh.
Tidak seperti video pemenggalan James
Foley dua minggu lalu yang disebarluaskan melalui akun Twitter ISIS,
kini video pemenggalan Sotloff belum disebarluaskan melalui internet.
Namun beberapa situs kelompok jihad sudah memasang peringatan bahwa
video itu akan dipasang hari Selasa (2/9/2014).
Juru bicara Departemen Luar Negeri
Amerika Jen Psaki mengatakan para pejabat sedang menyelidiki keotentikan
video tersebut. “Jika video itu akukrat, kami muak,” ujar Psaki. Juru
bicara Gedung Putih Josh Earnest juga mengatakan belum bisa memastikan
keotentikan video pemenggalan Sotloff, tetapi segera menyampaikan rasa
simpati pada keluarga Sotloff dan pihak-pihak yang mengupayakan
pembebasannya.
Sementara pejabat-pejabat kantor
Kementerian Luar Negeri Inggris belum memberi komentar atas ancaman
pembunuhan warganya. Steven Sotloff yang diketahui bekerja untuk majalah
TIME dan Foreign Policy, diculik di Suriah bulan
Agustus 2013, hampir satu tahun setelah penculikan Foley. ISIS sempat
menghadirkan Sotloff dalam video pemenggalan James Foley yang dirilis di
internet beberapa pekan lalu.
Ibunda Sotloff pekan lalu sempat memohon
ISIS untuk membebaskan putranya. Dalam video yang disebarluaskan di
internet, ibunda Sotloff mengatakan putranya adalah “seorang wartawan
yang tidak bersalah” dan tidak memiliki wewenang untuk mengontrol
kebijakan pemerintah Amerika di Timur Tengah. ISIS telah merebut
sejumlah besar wilayah di Suriah Timur dan Irak Utara, serta mengumumkan
wilayah itu sebagai “khilafah.”
Video pemenggalan Sotloff ditemukan oleh grup yang bertanggung jawab merilis video palsu Osama bin Laden
Menurut investigasi InfoWars,
kelompok yang menemukan pemenggalan video Steven Sotloff ini adalah aset
intelijen yang mengkhususkan diri untuk propaganda teror dalam perang.
“Video ini pertama kali diperoleh oleh Intelligence Group bernama SITE atau (Search for International Terrorist Entities) atau Grup Intelijen “Pencarian Untuk Entitas Teroris Internasional”, juga dikenal sebagai SITE Intel Group, sebuah badan riset yang relatif “dibawah radar” namun tampaknya sangat kuatyang memantau gerakan jihad,” menurut laporan USA Today.
Melalui SourceWatch dilaporkan bahwa:
“The Bethesda,
Maryland, organisasi yang telah menerbitkan versi singkat dari video
pemenggalan kepala dan menerbitkan transkrip di situs berita, yang
sebagian besar telah tidak dapat diakses sejak berita pemenggalan itu
dirilis, mungkin karena tingginya lalu lintas Web.”
“Salah
satu pendiri SITE, Rita Katz, adalah orang dalam pemerintah yang
memiliki hubungan dekat dengan mantan tsar terorisme Richard Clarke dan
stafnya di Gedung Putih, serta peneliti di Departemen Kehakiman,
Departemen Keuangan, dan Departemen Keamanan Dalam Negeri”, menurut SourceWatch.
Ayahnya dieksekusi di Irak sebagai mata-mata Israel, sebuah fakta yang menunjukkan koneksi ke intelijen Israel.
Pada tahun
2007, setelah serangkaian video palsu Osama bin Laden dirilis, kami
melaporkan ada hubungan SITE dengan sekolah Paul H. Nitze, School of Advanced International Studies (SAIS) atau Sekolah Lanjutan Kajian Internasional, di Johns Hopkins University.
Mantan dekan SAIS adalah Paul Wolfowitz, ia mantan Wakil Menteri Pertahanan selama pemerintahan Bush. Wolfowitz adalah kunci ‘neocon’ dan seorang arsitek yang disebut Doktrin Bush.
Seiring dengan
sesama neokonservatif Richard Perle, Douglas Feith (seorang mesin
propaganda perang Irak), David Wurmser dan lain-lainnya yang berada di
Pentagon dan di devisi administrasinya, adalah ‘orang dalam neocon’ yang mengutamakan prinsip-prinsip “A Clean Break: A New Strategy for Securing the Realm”
, sebuah dokumen yang disiapkan sejak tahun 1996 oleh sebuah kelompok
studi yang dipimpin oleh Perle untuk Benjamin Netanyahu, pada saat
menjadi Perdana Menteri Israel.
“Dokumen yang dibuat oleh ‘the Study Group on a New Israeli Strategy Toward 2000′
(Kelompok Studi Strategi Israel Baru Menuju 2000), menyerukan
penggulingan Saddam Hussein dan melancarkan perang proksi melawan
al-Assad di Suriah,” yang dipapar oleh Infowars secara jelas pada ISIS dan Rencana untuk Balkanize Timur Tengah.
Masih pada
tahun 2007, Katz dan SITE diduga membuat dan mengirimkan ke administrasi
Bush, video Osama bin Laden yang belum pernah dirilis.
“Katz mengeluarkan video melalui link pribadi ke halaman web SITE yang
ditujukan kepada penasihat Gedung Putih Fred F. Fielding dan Joel
Bagnal, asisten deputi Presiden untuk Keamanan Dalam Negeri. Dalam waktu
20 menit, komputer terdaftar ke berbagai bagian Executive Branch atau Cabang Eksekutif mulai men-download video tersebut, dan dalam hitungan jam transkrip referensi SITE telah muncul di FoxNews.
Katz telah meminta halaman web tetap dirahasiakan, dan telah melaporkan
bahwa penyebaran informasi ini diberitahukan oleh pendukung Al-Qaeda
yang sejak menghilangkan kemampuan SITE untuk mengumpulkan informasi
tersebut, ” demikian tulis Glenn Zarmanov.
Sebelumnya, video Osama bin Laden dirilis dan dimanfaatkan untuk ‘nilai propaganda’ mereka dengan IntelCenter, yaitu kontraktor swasta yang bekerja untuk badan-badan intelijen dan berbasis di Virginia.
“Pusat Intel dijalankan oleh Ben Vezke, adalah seorang karakter yang menarik. Dari hasil pencarian Google didapatkan, bahwa dia digunakan untuk menjadi direktur intelijen di sebuah perusahaan bernama IDEFENSE, yang merupakan perusahaan VeriSign. IDefense adalah sebuah perusahaan keamanan web yang memantau intelijen dari konflik Timur Tengah dan berfokus pada ancaman cyber diantara lainnya,” Steve Watson menulis untuk Infowars.com
pada tahun 2006. “Cara ini juga didapat dri pengumpulan data secara
jangka panjang yang dikerjakan oleh para bekas pejabat intelijen
militer.”
Pada tahun 2006, Neal Krawetz melakukan “an image-compression analysis” atau “analisa citra-kompresi” pada video yang dirilis oleh IntelCenter itu dan menyimpulkan bahwa ada logo yang ditambahkan pada saat yang sama sebagai logo As-Sahab. As-Sahab diduga rumah produksi video al-Qaeda.
“Al-Qaeda memiliki sejarah panjang dan merilis kaset video yang
‘berbuah ajaib’ secara politik dan paling tepat bagi pemerintahan Bush. Kedua
bersaudara Kerry, dan Bush dikaitkan pada pemilihan kembali Presiden di
tahun 2004, karena penampilan Osama Bin Laden dalam rekaman video yang
hanya beberapa hari sebelum pemungutan suara,” Paul Joseph Watson menulis pada tahun berikutnya.
Proses yang sama saat ini berlangsung dengan dirilisnya video pemenggalan James Foley dan Steven Sotloff.
Keduanya justru bertepatan dengan respon dari pernyataan pemerintahan
Obama ke ISIS, dan dugaan ancaman “super terorisme” yang memohon adanya
pembalasan Amerika terhadap ISIS.
Pada hari Rabu
(3/8/2014), Obama tiba di Estonia menjelang pertemuan puncak NATO yang
direncanakan di Wales di mana para pemimpin dikabarkan akan membahas: “threat of militant Islamists making gains in Syria and Iraq, and the brutal beheading of a second American by ISIS”,
atau: ancaman militan Islamis membuat keuntungan di Suriah dan Irak,
dan pemenggalan brutal warga Amerika kedua oleh ISIS,” menurut CNN.
Terbongkar: Jaringan ISIS di Inggris dan Ungkap Algojo Pemenggal Jurnalis AS
Teka-teki di balik aksi penggal kepala dua jurnalis AS oleh eksekutor ISIS atau Islamic State
(IS) segera terbuka di Inggris. Sumber rahasia Miror menyebutkan bahwa
polisi Inggris dalam waktu dekat bakal meringkus belasan rekan kerja
algojo ISIS berjuluk John yang diduga sebagai 1 dari empat warga
Inggris.
Media-media Inggris menyebut kuartet esekutor yang mengancam akan membunuh para sandera sebagai The Beatles
(merujuk nama grup legendaris Inggris). Selain membunuh jurnalis AS,
John juga diduga telah menebar ancaman untuk membunuh pekerja/relawan
Inggris yang disandera di Suriah.
Adapun 12 orang yang dianggap sebagai
jaringan ISIS di Inggris diduga berperan sebagai penyedia dana, jaringan
penghubung hingga membantu para eksekutor untuk melintasi negeri masuk
Suriah.
Sebuah sumber AS mengatakan temuan ini
merupakan hasil kerja sama Inggris – AS. Seperti diketahui tim dari FBI
telah terbang ke Inggris bulan lalu untuk membongkar jaringan ISIS
terkait algojo yang memenggal kepala dua jurnalis AS.
“Ini upaya terkoordinasi untuk melacak
jaringan dan dukungan algojo ISIS dari Inggris. Penyelidikan kami telah
memberi kami petunjuk di seluruh negeri. Kami 99,9 persen yakin sekarang
siapa ‘John’ tetapi penyelidikan harus melangkah hati-hati dan
mendekati jaringannya lebih luas di Inggris,” kata sumber itu dikutip Miror.
Dalam tayangan video yang beredar
beberapa waktu lalu, dua jurnalis asal AS James Foley dan Steven Sotloff
dieksekusi mati oleh kelompok yang mengatasnamakan tentara Islamic State
(IS). Dalam video yang diposting, Selasa (2/9/2014), Sotloff mengatakan
bahwa ia “sedang membayar harga” atas intervensi militer AS.
C. Video pemenggalan Alan-Henning
Seorang
pengkhotbah Islam radikal, pendukung kuat dari ISIS yang menghabiskan
empat tahun dipenjara Inggris kerena pembunuhan, meminta permohonan
membuat video untuk milisi jihad terhadap sandera cadangan asal Inggris,
Alan Henning.
Negara Islam
telah mengeksekusi didepan umum terhadap tiga sandera barat dan telah
mengancam bahwa Alan Henning adalah korban selanjutnya jika serangan
udara pimpinan AS terhadap ISIS tidak berhenti.
Abdullah
el-Faisal meminta serangan itu dihentikan melalui sebuah video berserta
Henning, yang dirilis Rabu pagi, dan mengatakan bahwa membunuh Henning
akan bertentangan dengan hukum Islam.
Dia adalah salah satu pengkhotbah berbahasa Inggris paling radikal pada video yang dirilis ke publik beserta Henning ini. Dalam video tersebut, ia memuji Henning sebagai seorang Samaria.
Dalam 2 menit, 40 video kedua pengkhotbah mengatakan:
“Ini adalah pesan untuk saudara-saudara saya di negara Islam. Hal ini juga diketahui kepada dunia bahwa Anda memiliki sandera dengan nama Alan Henning dan bahwa hidupnya dalam bahaya.
Saya sudah bicara dengan banyak orang tentang Alan Henning dan semua orang berbicara baik tentang dia, Dia mencintai orang. Dia seorang Samaria yang baik. Dia seorang filantropis. Dia adalah seorang simpatisan Muslim. Untuk membunuh seseorang seperti itu, seorang pekerja bantuan, adalah tidak Islami. Hukum Syariah tidak memungkinkan Anda untuk membunuh seseorang seperti Alan Henning.
Ada
sebuah ayat dalam Alquran yang berbicara tentang orang-orang seperti
Alan Henning, ia mengatakan … Anda harus bersikap baik kepada mereka dan
hanya dalam hukum. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berurusan dengan keadilan.
Membunuh
dia tidak memiliki berkah, itu akan menjadi bumerang pada Negara Islam
dengan cara yang sangat buruk -. Kerusakan tidak akan dapat diperbaiki,”
kata el-Faisal.
Dia telah secara terbuka mendukung IS, bahkan penculikan dan pemerkosaan terhadap perempuan dari minoritas Yazidi di Irak.
Videonya
dirilis setelah istri Henning mengungkapkan bahwa ia telah mengirimkan
rekaman audio oleh suaminya memohon untuk hidupnya.
El-Faisal diduga berperan dalam radikal pembom sepatu Richard Reid dan 7/7 bomber Germaine Lindsay.
“Saya telah melihat umat Islam dan Negara Islam di seluruh dunia mempertanyakan atas nasib Alan,” kata Barbara Henning banding suara suaminya. “
Suara-suara
dari orang-orang telah berbicara keras dan jelas. Ia bekerja dengan
umat Islam untuk membantu mereka yang paling rentan dalam Suriah . Tidak
ada yang berubah. Ia pergi ke Suriah untuk membantu teman-teman
Muslimnya memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan.
“Kami
bingung mengapa mereka memimpin Negara Islam tidak bisa membuka hati
dan pikiran mereka kepada fakta-fakta seputar penjara Alan dan mengapa
mereka terus mengancam hidupnya.”
Barbara
Henning diberitahu bahwa suaminya telah diletakkan di depan pengadilan
Syariah dan menemukan bersalah sebagai mata-mata dan dinyatakan tidak
ada ancaman.
“Saya mohon Negara Islam untuk mematuhi keputusan sistem peradilan mereka sendiri,” katanya. “Silakan melepaskan Alan.”
Puluhan
pemimpin Muslim di Inggris juga telah mendesak negara Islam untuk
melepaskan mantan sopir taksi dari Greater Manchester. Pada hari Rabu
(24/9/2014), sebuah kelompok jihad Aljazair IS-linked merilis sebuah
video yang muncul untuk menunjukkan pemenggalan turis Perancis Herve
Gourdel, yang diculik pada hari Minggu.
(sumber: Paul J Watson fb & twitter/ Infowars.com 1, 2 / yahoo/ berbagai sumber/ rt.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar