Data sementara mengenai luasnya
alam semesta, adalah sebagai berikut :
- BUMI merupakan planet ke-3
dari susunan planet yang mengelilingi BINTANG yang bernama MATAHARI
- Matahari adalah 1 dari
sekitar 200 milyar bintang yang bergerak berputar bersama mengelilingi inti
galaksi Milkyway/ Bima sakti. Jumlah galaksi-besar (large galaxi)
ada 350 Milyar, dan galaksi kecil (dwarf galaxies) ada 7 trilliun buah
- Galaksi Bimasakti bagian
dari kumpulan galaksi lain membentuk gugusan galaksi, diprediksi ada 25
Milyar gugusan
- Gugusan galaksi berkumpul
membentuk super cluster, diprediksi ada 10 Juta super cluster
Bintang-bintang (serupa matahari,
yang memiliki sumber cahaya sendiri, dengan ukuran yang lebih besar atau
lebih kecil dari matahari ) pada seluruh langit dan dibumi yang
terlihat, diprediksi sekitar 30 milyar trilliun (3×10²²) buah.
Keluasan alam semesta diprediksi berdiameter 14.5 Milyar tahun cahaya,
dimana 1 tahun cahaya (ly : light year) = 9.46 x 10^12 km (sedikit di bawah
10 trilyun kilometer).
Adakah makhluk diluar sana?
Syaikh Muhammad al-Ghazali di dalam bukunya, berpendapat bahwa bumi yang kita diami ini tidaklah lebih dari sebutir debu di alam semesta yang amat besar.
Alam ini bagi al-Ghazali sudah penuh sesak dengan makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah yang merujuk pada wujud-Nya dan bersaksi tentang kebesaran-Nya.
Kitab suci al-Qur’an memang tidak bercerita secara jelas (didalam ayat-ayat Muhkamatnya) kepada kita, mengenai keberadaan makhluk hidup diluar manusia, berikut planet dimana mereka tinggal.
Tetapi hal ini tidak berarti bahwa secara simbolik (melalui ayat-ayat Mutasyabihatnya) al-Qur’an juga menolak keabsahan teori-teori keberadaan mereka (penghuni langit), sebab sebaliknya justru al-Qur’an menggambarkan kekuasaanNYA di semua alam semesta yang melingkupi seluruh makhluk hidup yang ada dan tersebar disemua penjuru galaksi.
Syaikh Muhammad al-Ghazali di dalam bukunya, berpendapat bahwa bumi yang kita diami ini tidaklah lebih dari sebutir debu di alam semesta yang amat besar.
Alam ini bagi al-Ghazali sudah penuh sesak dengan makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah yang merujuk pada wujud-Nya dan bersaksi tentang kebesaran-Nya.
Kitab suci al-Qur’an memang tidak bercerita secara jelas (didalam ayat-ayat Muhkamatnya) kepada kita, mengenai keberadaan makhluk hidup diluar manusia, berikut planet dimana mereka tinggal.
Tetapi hal ini tidak berarti bahwa secara simbolik (melalui ayat-ayat Mutasyabihatnya) al-Qur’an juga menolak keabsahan teori-teori keberadaan mereka (penghuni langit), sebab sebaliknya justru al-Qur’an menggambarkan kekuasaanNYA di semua alam semesta yang melingkupi seluruh makhluk hidup yang ada dan tersebar disemua penjuru galaksi.
Dan diantara ayat-ayat-Nya adalah
menciptakan langit dan bumi ; dan Dabbah yang Dia sebarkan pada keduanya. dan
Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya. (QS.
Asy-Syura (42) ayat 29).
Dan Allah telah menciptakan Dabbah dari almaa’; diantara mereka ada yang berjalan diatas perutnya dan ada juga yang berjalan dengan dua kaki dan sebagiannya lagi berjalan atas empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki, karena sesungguhnya Allah berkuasa atas tiap-tiap sesuatu.. (QS. An-Nur (24) ayat 45)
Dan Allah telah menciptakan Dabbah dari almaa’; diantara mereka ada yang berjalan diatas perutnya dan ada juga yang berjalan dengan dua kaki dan sebagiannya lagi berjalan atas empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki, karena sesungguhnya Allah berkuasa atas tiap-tiap sesuatu.. (QS. An-Nur (24) ayat 45)
Melalui surah asy-syura ayat 29
diatas kita memperoleh gambaran dari al-Qur’an bahwa Allah telah menyebarkan
dabbah disemua langit dan bumi yang telah diciptakan-Nya.
Pengertian dari istilah Dabbah ini sendiri bisa kita lihat pada surah an-Nur (24) ayat 45, yaitu makhluk hidup yang memiliki cara berjalan berbeda-beda, ada yang merayap seperti hewan melata ada yang berjalan dengan dua kaki sebagaimana halnya dengan manusia, dan ada pula yang berjalan dengan empat kaki seperti kuda, anjing, kucing dan seterusnya.
Sehingga merujuk istilah Dabbah yang ada dilangit dengan makhluk berjenis Jin atau Malaikat saja, serta mengabaikan kemungkinan adanya makhluk jenis lain berarti bertentangan dengan maksud Kitab Suci itu sendiri.
Pengertian dari istilah Dabbah ini sendiri bisa kita lihat pada surah an-Nur (24) ayat 45, yaitu makhluk hidup yang memiliki cara berjalan berbeda-beda, ada yang merayap seperti hewan melata ada yang berjalan dengan dua kaki sebagaimana halnya dengan manusia, dan ada pula yang berjalan dengan empat kaki seperti kuda, anjing, kucing dan seterusnya.
Sehingga merujuk istilah Dabbah yang ada dilangit dengan makhluk berjenis Jin atau Malaikat saja, serta mengabaikan kemungkinan adanya makhluk jenis lain berarti bertentangan dengan maksud Kitab Suci itu sendiri.
Keberadaan planet-planet yang
berfungsi sebagai tempat hidup dan berkehidupan makhluk berjiwa
seperti bumi misalnya secara eksplisit bisa juga kita peroleh didalam ayat
al-Qur’an :
Allah menciptakan tujuh langit dan
seperti itu juga bumi; berlaku hukum-hukum Allah didalamnya, agar kamu ketahui
bahwa Allah sangat berkuasa terhadap segala sesuatu; dan Allah sungguh meliputi
segalanya dengan pengetahuan-Nya. (QS. Ath-Thalaq (65) ayat 12)
Jika kata langit dan bumi
disebut dengan bilangan tujuh yang berarti banyak (lebih dari satu),
maka tentu yang dimaksud dalam ayat ini adalah kemajemukan gugusan galaksi
yang terdiri dari jutaan bintang dan planet-planet yang ada sebagaimana
yang kita ketahui dari ilmu astronomi modern. Oleh karenanya secara
tidak langsung al-Qur’an menyatakan kepada kita bahwa Bumi yang
kita diami ini bukanlah satu-satunya bumi yang ada di jagad raya.
Apa yang ada dilangit dan dibumi memerlukan Dia, setiap
waktu Dia dalam kesibukan. (QS. Ar-Rahman (55) ayat 29)
Cerdas dan berakalkah makhluk luar angkasa
(Alien) itu ?
Pertanyaan ini spekulasi, karena kita tidak atau belum pernah bertemu dengan satupun mahluk berakal angkasa luar. Jadi, karena tidak pernah bertemu, maka kemungkinan jawabannya bisa tidak bisa ada.
Lalu bagaimana peran manusia di alam semesta ini?. Apakah Al Qur’an menjelaskan atau setidaknya menerangkan keberadaan mahluk berakal, selain yang ada di bumi yang kita tinggali ini?.
Pertanyaan ini spekulasi, karena kita tidak atau belum pernah bertemu dengan satupun mahluk berakal angkasa luar. Jadi, karena tidak pernah bertemu, maka kemungkinan jawabannya bisa tidak bisa ada.
Lalu bagaimana peran manusia di alam semesta ini?. Apakah Al Qur’an menjelaskan atau setidaknya menerangkan keberadaan mahluk berakal, selain yang ada di bumi yang kita tinggali ini?.
Berdasarkan Teori Kemungkinan.
Ada sejumlah bintang yang sangat-sangat banyak di luar galaksi kita. Yang bisa
dideteksi saja mencapai 70 ribu juta-juta. Jadi, kemungkinan
0,000.000.01% (sepermilyar persen) saja asumsi ini dibangun, masih akan
ditemukan sekian-sekian kemungkinan adanya mahluk berakal selain kita. (Statistik
cenderung akan mengatakan kemungkinan itu ada. Jadi, bisa diambil
kesimpulan kemungkinan itu ada.)
Berdasarkan logika saja.
Alam ini begitu luasnya, sangat jauh lebih luas dari perkiraan-perkiraan manusia.
Alam ini begitu luasnya, sangat jauh lebih luas dari perkiraan-perkiraan manusia.
Awalnya manusia berpikir
bahwa, bumi itu datar. Peradaban berkembang, manusia
menduga bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Kemudian, kini manusia paham
bahwa manusia tinggal di bumi yang ada di satu galaksi saja di antara jutaan
galaksi di alam semesta.
Kemudian manusia mengerti bahwa kita ternyata tinggal hanya di salah satu sisi galaksi di tepi alam semesta yang terus meluas dengan kecepatan tinggi di mana jarak satu titik dengan titik galaksi lainnya saling menjauh seperti titik-titik permukaan balon yang ditiup mengembang.
Kemudian manusia mengerti bahwa kita ternyata tinggal hanya di salah satu sisi galaksi di tepi alam semesta yang terus meluas dengan kecepatan tinggi di mana jarak satu titik dengan titik galaksi lainnya saling menjauh seperti titik-titik permukaan balon yang ditiup mengembang.
Kalaupun ada mahluk berakal di
tempat lain di sisi alam semesta lainnya, jaraknya semakin jauh. Untuk bisa
menembusnya, diperlukan pengetahuan dan teknologi yang harus sangat maju.
Ilmuwan berpikir bahwa ada cara untuk menembusnya, baik melalui stargate, teleportasi, lubang cacing (worm hole), dan lain sebagainya. Paling tidak film-film fiksi sains memvisualisasikan kemungkinan ini.
Kecerdasan Makhluk di luar bumi
Setidaknya ada 2 pandangan :
(Pandangan I)
Fahmi Basya (Dosen UIN Jakarta) yang terkenal dengan pelatihan spiritual dan matematika Al Qur’annya menjelaskan (dan tampaknya beliau percaya) bahwa mahluk di luar bumi itu ada. Soal cerdas atau tidak, tampaknya beliau percaya juga, bahwa mahluk luar bumi itu memiliki kecerdasan. Ayat yang mendukungnya adalah QS. At Thaalaq (65) ayat 12, yang berbunyi :
Ilmuwan berpikir bahwa ada cara untuk menembusnya, baik melalui stargate, teleportasi, lubang cacing (worm hole), dan lain sebagainya. Paling tidak film-film fiksi sains memvisualisasikan kemungkinan ini.
Kecerdasan Makhluk di luar bumi
Setidaknya ada 2 pandangan :
(Pandangan I)
Fahmi Basya (Dosen UIN Jakarta) yang terkenal dengan pelatihan spiritual dan matematika Al Qur’annya menjelaskan (dan tampaknya beliau percaya) bahwa mahluk di luar bumi itu ada. Soal cerdas atau tidak, tampaknya beliau percaya juga, bahwa mahluk luar bumi itu memiliki kecerdasan. Ayat yang mendukungnya adalah QS. At Thaalaq (65) ayat 12, yang berbunyi :
* Allah Yang menciptakan tujuh
langit dan sebagian bumi seperti mereka, Dia turunkan perintah antara keduanya,
agar kamu ketahui bahwa Allah atas tiap sesuatu Berkuasa, dan sesungguhnya
Allah sungguh meliputi karakter tiap sesuatu dengan Ilmu (Versi Fahmi Basya)
* Allah-lah yang menciptakan tujuh
langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu
mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya
Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (Versi Depag)
* Allah is He Who created seven
heavens, and of the earth the like of them; the decree continues to descend
among them, that you may know that Allah has power over all things and that
Allah indeed encompasses all things in (His) knowledge. (http://etext.virginia.edu/)
* GOD created seven universes and
the same number of earths. The commands flow among them. This is to let you
know that GOD is Omnipotent, and that GOD is fully aware of all things. (http://www.submission.org/suras/sura65.html)
(Pandangan II)
Sebaliknya yang meyakini makhluk itu ada tetapi tidak berakal atau lebih rendah tingkatan dari manusia adalah berdasarkan ayat berikut:
Sebaliknya yang meyakini makhluk itu ada tetapi tidak berakal atau lebih rendah tingkatan dari manusia adalah berdasarkan ayat berikut:
Dan Dia menundukkan untukmu apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, sebagai rahmat dari padaNya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan
Allah bagi kaum yang berfikir. (QS. Al Jaatsiyah (45) ayat 13)
Dengan
ayat ini cukup jelas bahwa manusia adalah makhluk yang berkuasa atas segala
sesuatu di langit dan di bumi secara merata. Ini dapat diartikan bahwa,
kita adalah satu-satunya makhluk yang berakal di bumi maupun di langit.
WaLlahu a’lamu bishshawab.
WaLlahu a’lamu bishshawab.
Sumber: http://roserosyid.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar