Episode 1
Tanggal 29 Mei mengingatkan kita pada peristiwa yang sangat agung yakni peristiwa Pembebasan Kontantinopel oleh Sultan Muhammad al-Fatih dan pasukan beliau. Peristiwa tersebut jatuh pada tanggal 29 Mei 1453 atau bertepatan dengan 20 Jumadil Ula tahun 857 H.
Peristiwa ini sangat penting untuk kita ingat karena peristiwa ini sekali lagi membuktikan kebenaran hadits Rasulullah saw tentang akan dibebaskannya sebuah kota oleh kaum muslimin 8 ½ abad sejak hadits itu disampaikan oleh Rasulullah saw. Hadits itu disampaikan pada saat perang Khandaq yang terjadi pada tahun 5 H atau bertepatan dengan 627 M.
* * *
Pembebasan Kontantinopel pada tanggal 29 Mei 1453 M menurut Abul Hasan Ali al-Hasani an-Nadwi dalam bukunya Madza Khasira al-’Alam bi Inhithath al-Muslimin telah membangkitkan semangat kaum muslimin. Kaum muslimin dunia menaruh harapan pada bangsa Turki untuk mengembalikan kejayaan dan kewibawaan Islam di mata dunia. Keberhasilan pembebasan Konstantinopel ini menunjukkan mulai menguatnya kembali pemerintahan Islam saat itu yang saat itu sedang menurun di bawah pemerintahan Khilafah Abbasiyah Mesir.
Secara manusiawi, keberhasilan pembebasan Konstinopel ini adalah berkat kemampuan Sultan Muhammad al-Fatih menyiapkan peperangan dengan sedemikian matang. Druber, seorang penulis, menyatakan bahwa Sultan Muhammad al-Fatih memiliki kemampuan teknik perang yang sangat mumpuni dan pandai menggunakan semua senjata. Pembebasan Kontstantinopel tidak terjadi secara kebetulan. Untuk membebaskan Konstantinopel Sultan Muhammad al-Fatih mempersiapkan segalanya dengan persiapan yang sedemikian matang. Dia menggunakan sarana termodern di zamannya dan dengan kecerdikan yang tiada tara.
Sebagaimana pemimpinnya, pasukan Utsmanipun dipuji dengan cantik oleh Lord Kinrosspenulis buku The Ottoman Centuries: The Rise and the Fall of Turkish Empire yang mengutip seorang pengembara yang bernama Bertrand de Broquiere yang mengatakan, ”Pasukan Ustmani sangat cepat gerakannya. Seratus pasukan Kristen akan jauh lebih gaduh dari sepuluh ribu pasukan Utsmani. Tatkala genderang perang telah ditabuh, maka dengan segera mereka akan bergerak , mereka tidak akan pernah berhenti melangkah hingga komando dikeluarkan. Mereka adalah pasukan yang terlatih. Dalam semalam mereka mampu melakukan perjalanan tiga kali lipat yang dilakukan oleh musuh-musuhnya, orang-orang Kristen.”
Maka benarlah Sabda Rasulullah saw yang berkaitan dengan pembebasan Konstantinopel ini:
”Latuftahannal qusthanthiiniyyatu ’alaa yadi rajulin. Falani’mal amiiru amiiruhaa. Walani’mal jaysyu dzaalikal jaysyu.“
Artinya:
“Konstantinopel akan dibebaskan di tangan seorang laki-laki. Maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin yang membebaskan kota itu. Dan sebaik-baik tentara adalah tentaranya.” (HR. Ahmad)
* * *
Konstantinopel adalah kota yang dibangun oleh Kaisar Romawi Timur (Byzantium) yang bernama Constantine I pada tahun 330 M. Secara pertahanan, Konstantinopel adalah tempat yang terlindung dan sangat sulit diserang. Belum lagi, Konstantinopel dilindungi oleh benteng yang kokoh dan berdinding tebal. Sehingga selama berabad-abad mampu menahan serangan dari bangsa Eropa, Rusia, Afrika, Persia, Turki, dan Arab.
Dalam percaturan dunia, Konstantinopel adalah jantung kekuatan dunia saat itu. Kota ini menjadi ibukota Kekaisaran Romawi Byzantium yang menjadi negara nomor satu di dunia pada saat Rasulullah saw masih hidup. Oleh karena itu Rasulullah saw memberi kabar gembira dalam beberapa kali sabdanya, bahwa kota itu akan bisa dibebaskan kaum muslimin. Itulah sebabnya para khalifah dan gubernur khilafah Islamiyah berlomba-lomba membebaskannya dengan harapan mereka mampu merealisasikan apa yang disabdakan Rasulullah saw tsb. Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan memulainya tahun 44 H. Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik pada tahun 98 H. Khalifah Harun al-Rasyid pada tahun 190 H namun serangan-serangan ini gagal. Pada tahun 464 H atau bertepatan 1070 M dalam pertempuran di Manzikart, Alib Arsalan, seorang sultan Turki Seljuk, berhasil mengalahkan balatentara Romawi Byzantium dan berhasil menawan Kaisarnya, Kaisar Rumanos. Namun kaisar ini dilepaskan kembali setelah berjanji membayar upeti tahunan untuk pemerintahan Turki Seljuk.
Pada masa Kesultanan Utsmani, berkali-kali Konstantinopel nyaris terbebaskan. Seperti Sultan Bayazid yang mampu mengepung Konstantinopel pada tahun 796 H atau bertepatan dengan 1393 M. Begitu pula Sultan Murad II yang memerintah hingga tahun 1451 M. Namun semua belum terwujud dengan berbagai hambatan yang ada. [Umar Abdullah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar