Eramuslim.com
– Simbol Mata itu berasal dari kepercayaan paganisme Mesir Kuno yang
pada awalnya dipercaya oleh mereka sebagai ‘Mata Tuhan’ (Lucifer) yang
mengawasi Musa setiap waktu ketika dia memimpin Bani Israil keluar dari
tanah Mesir dan menyelamatkan mereka dengan kekuatan tangannya. Ini
merupakan Mata Dewa Horus—Dewa Matahari.
Secara harfiah, simbol mata ini diyakini oleh orang-orang Mesir
penyembah dewa-dewa sebagai mata yang maha kuasa, yang memancarkan
cahayanya yang kuat dan hebat, untuk menerangi jalan mereka menuju
kebesarannya. Agama bangsa Mesir kuno sarat dengan kepercayaan pada
cahaya Tuhan.
Beberapa pendapat para ahli mengenai simbol mata antara lain, “Siapa
pun yang membaca Kitab Injil akan mendapati bahwa mata dan cahaya juga
banyak diadopsi oleh Kristen. Simbol itu sesungguhnya merupakan simbol
para Mason yang memiliki banyak makna bagi mereka. Ini adalah Horus dan
sesungguhnya wajib dikutuk, sebab Horus adalah ajarannya Lucifer, Sang
iblis. (Former Satanist, William Schnoebelen, “Masonry: Beyond The Light”, hal. 197).
Pendapat lainnya, “Bukti bahwa Lucifer merupakan Tuhan dari para
Mason bisa dilihat dari tulisan yang berasal dari mereka sendiri. Albert
Pike yang menulis “Moral dan Dogma” menyatakan bahwa Lucifer adalah
Sang Cahaya Pembimbing (hal.321, teachings of the 19th Degree), dan Malaikat Cahaya (hal. 567, teachings of the 26th Degree).
Penulis Mason lainnya, Manly P. Hall, berkata bahwa para Mason juga
mempelajari berbagai keterampilan tangan dan meyakini bahwa hal tersebut
sepenuhnya dibimbing oleh tangan Lucifer” (The Lost Keys to Freemasonry, Macoy Publishing and Masonic Supply Co, 1979, hal. 48)
Freemasonry menempatkan Mata Horus ini di atas piramida. Piramida ini
juga sebuah simbol dari Satanisme yang memiliki arti Trinitas yang
terdiri dari: Iblis, Anti-Christ, dan Nabi Palsu. Mereka menggunakan
bentuk segi tiga sama sisi secara konstan. Simbol ini sesungguhnya
bentuk dari pemanggilan Euclid. Simbol piramida dengan Mata Horus di
atasnya memiliki arti sebagai pengawasan dari Mata Horus meliputi
seluruh aktivitas dan pemikiran para Mason.
Dalam sejarah, simbol All-Seeing Eye dengan piramida ini di tahun 1776 diambil oleh gerakan Iluminati (Robert Hieronimus, Ph.D, America’s Secret Destiny,
White Magic Book, p.59). Di tahun 1789, sebuah pertemuan rahasia
digelar para anggota Kongres Konstitusi Amerika yang juga anggota
Freemason dan menyetujui dipakainya simbol tersebut sebagai salah satu
simbol kenegaraan Amerika (Seal of States).
Yang juga harus diperhatikan, simbol ‘All Seing Eye’ yang tertera di
lembaran satu dollar AS, jika kita tarik garis yang membentuk Bintang
David (Hexagram), maka ujung-ujung garis tersebut akan menuju
ke huruf-huruf tertentu yang jika dirangkaikan akan membentuk satu kata
“MASON”. Dalam simbol-simbol Masonik dan Yahudi lainnya, kita akan
banyak menemui anagram-anagram atau kode-kode tersembunyi di dalamnya,
bagai Robert Langdon dan Sophie Neveu di dalam ‘The Da Vinci Code’ yang harus beraksi memecahkan hal-hal seperti ini.
STAR OF DAVID
Star
of David atau Bintang David ini juga merupakan simbol Mason dan Yahudi
yang amat popular. Di Indonesia, simbol ini juga dipakai dalam produk
minuman suplemen M150, Debindo, Permen Goliath, dan lain-lain. Lencana
sheriff yang lazim dipakai di Amerika dan kini menyebar ke seluruh
dunia, termasuk yang dalam bentuk mainan anak-anak, juga berbentuk
Bintang David. Bendera Israel pun berbentuk ini.
Simbol ini sebenarnya berasal dari dua buah segitiga sama sisi yang
diletakkan terbalik dan saling berhimpitan. Ini juga simbol tradisional
Yahudi. Simbol ini berasal dari Nabi Sulaiman yang pertama kali
menggunakannya sebagai cap kenabian. Awalnya ini adalah cap seorang
nabi, symbol suci, namun oleh bangsa Yahudi, konsepnya menjadi beda.
Mereka tidak lagi menganggap Bintang David ini sebagai simbol Nabi
Sulaiman, namun sebagai simbol paganisme bangsa Mesir Kuno. Sebuah
artikel pada Mimar Sinan yang bertajuk “Alegori dan Simbol-Simbol di
Dalam Ritual Kita” menceritakan sejumlah fakta menarik tentang hal ini:
“Sebuah segitiga sama sisi dengan tiga ujung yang sama jaraknya satu
sama lain menunjukkan bahwa nilai-nilai ini sama. Simbol yang diadopsi
oleh kaum Mason ini dikenal sebagai Bintang David. Simbol ini merupakan
sebuah segi enam yang terbentuk dari peletakan sebuah segitiga sama sisi
terbalik di atas segitiga sama sisi lain. Sebenarnya, asal usul simbol
ini adalah dari Mesir Kuno.
Emblem ini pertama kali diciptakan oleh para Templar yang mulai
digunakan sebagai simbolisme pada dekorasi dinding di gereja-gereja
mereka (Gereja Yohanes Pembaptis atau Gereja Magdalena, atau mungkin
juga di Gereja Yesus sebagai kamuflase). Ini karena merekalah yang
pertama kali menemukannya di Yerusalem, beberapa fakta penting tentang
agama Kristen.
Setelah para Templar disingkirkan, simbol ini mulai digunakan di
sinagog-sinagog. Namun di dalam Masonry, pengertian simbol ini bersifat
universal sebagaimana pada masa Mesir Kuno. Jika Anda hapus dasar dari
kedua segitiga sama sisi, Anda akan menemukan simbol aneh yang sangat
Anda kenal, yakni symbol Freemasonry: Dua jangka berhimpitan bertolak
belakang.
Harun Yahya yang juga meneliti aneka simbol Masonik menyatakan bahwa
sebenarnya kita harus menafsirkan semua simbol Masonik yang berhubungan
dengan Kuil Sulaiman dengan cara ini. Sebagaimana disebutkan di dalam Al
Quran, Sulaiman adalah seorang nabi yang hendak difitnah oleh sebagian
orang dan ditampakkan seakan-akan tidak bertuhan.
Di dalam ayat Al Quran, Allah berfirman: “Mereka mengikuti apa
yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka
mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman
tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang
kafir (mengerjakan sihir)….” (QS. Al Baqarah, 2:102).
Kaum Mason mengambil gagasan yang secara keliru dinisbahkan kepada
Nabi Sulaiman ini, dengan menganggapnya sebagai wakil dari kepercayaan
pagan Mesir Kuno. Oleh karena itu, mereka memberinya tempat penting di
dalam doktrin mereka.
Di dalam buku The Occult Conspiracy, sejarawan Amerika
Michael Howard menyebutkan, semenjak Abad Pertengahan, Sulaiman telah
dianggap sebagai ahli sihir dan seorang yang memperkenalkan sejumlah
gagasan pagan ke dalam Yahudiisme. Howard menjelaskan bahwa kaum Mason
menganggap Kuil Sulaiman sebagai “kuil pagan”, dan karenanya menjadi
amat penting. “Gambaran palsu yang dibuat-buat atas Nabi Sulaiman,
seorang abdi Allah yang saleh dan taat, menunjukkan asal usul sejati
Masonry,” demikian Harun Yahya.
Dalam sejarah, lambang Bintang David ini selalu dipergunakan dalam
acara ritual-ritual pemanggilan setan dan sihir. Bintang David atau
Heksagram (Hexagram) ini dipercya mengandung pengaruh magis
karena menyimbolkan angka 666 ganda. Istilah ‘tohex’ dalam bahasa
Inggris yang berarti mengguna-guna atau
mengutuk datang dari praktek
ini.
JANGKA DAN SIKU-SIKU
Di
antara simbol Masonry yang paling dikenal adalah sebuah jangka yang
menangkupi siku-siku. Simbol ini mewakili konsep sains, keteraturan
geometric, pemikiran rasional, dan juga dialektika kehidupan yakni
konsep maskulinitas-Feminitas atau Yin-Yang. Di antara makna tersebut,
simbol ini bagi kaum Mason lebih khusus diartikan sebagai symbol
hemaproditik. Di dalam bukunya, Morals and Dogmas, salah
seorang tokoh Mason bernama Albert Pike menulis tentang jangka dan
siku-siku: “Siku-siku… adalah suatu simbol yang alamiah dan tepat dari
bumi ini…. Figur hemaproditik adalah simbol dari alam ganda yang sejak
dahulu diberikan kepada Dewa, sebagaimana Pembangkit dan Penghasil,
sebagaimana Brahma dan Maya bagi bangsa Arya, Osiris dan Isis bagi
bangsa Mesir. Sebagaimana Matahari adalah pria, maka Bulan adalah
wanita.”
Ini berarti, simbol dari paganisme Arya dan berawal sejak zaman Mesir
Kuno atau sebelum kedatangan agama Kristen. Bulan dan matahari pada
bagian yang dikutip dari Pike, juga merupakan simbol-simbol penting pada
loge Masonik, sebuah refleksi keyakinan yang salah dari masyarakat
pagan kuno yang menyembah bulan dan matahari.
Simbol jangka dan siku-siku ini merupakan sebuah simbol yang kini
paling baku bagi organisasi Freemasonry. Sering para Mason memakai
cincin atau medallion yang bertatahkan simbol jangka dan siku-siku,
sebuah alat-alat tukang batu yang berguna untuk merancang sesuatu
bangunan.
(Bersambung/Rizki Ridyasmara)
EraMusllim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar